Pura Pertiwi Agung Kaharingan Simbol Toleransi dan Keberagaman di Paser
TANA PASER — Semangat toleransi dan keberagaman kembali ditegaskan masyarakat Kabupaten Paser dengan berdirinya Pura Pertiwi Agung Kaharingan di Desa Jone, Kecamatan Tanah Grogot. Rumah ibadah umat Hindu Kaharingan ini menjadi simbol kerukunan dan kebersamaan antarumat beragama di daerah yang dikenal multietnis tersebut.
Bupati Paser dr. Fahmi Fadli menyebut, kehadiran pura ini bukan sekadar tempat ibadah, namun juga wujud nyata dari nilai gotong royong dan persaudaraan lintas keyakinan yang telah lama hidup di Paser.
“Selamat atas berdirinya Pura Pertiwi Agung Kaharingan. Tempat ini menjadi simbol kebersamaan, kecintaan, dan kerukunan umat beragama yang tergabung dalam Parisada Hindu Dharma Indonesia Kabupaten Paser,” ujar Fahmi, saat meresmikan pura, Rabu (5/11/2025).
Menurut Bupati Fahmi, keberadaan pura akan memperkuat kehidupan spiritual umat Hindu Kaharingan agar dapat beribadah lebih khusyuk sekaligus menebarkan nilai kebaikan, kedamaian, dan kasih sayang kepada sesama.
Kabupaten Paser dikenal sebagai daerah dengan masyarakat yang majemuk. Umat Hindu Kaharingan di wilayah ini didominasi suku Dayak sekitar 75 persen, disusul suku Bali 10 persen, serta masyarakat Jawa, Lombok, dan etnis lainnya.
Bupati Fahmi juga mengapresiasi peran masyarakat Hindu Bali yang juga memberikan pelatihan kerohanian bagi umat Hindu Kaharingan, terutama di wilayah pedalaman seperti Desa Tanjung Pinang, Kecamatan Muara Samu.
“Selama masyarakat Paser hidup rukun, harmonis, dan bersatu dalam keberagaman. Pura ini menjadi bukti nyata adanya toleransi antarumat beragama. Dengan semangat saling membantu, rumah ibadah ini akhirnya dapat berdiri megah di hadapan kita,” kata Bupati Fahmi.
Pemerintah Kabupaten Paser menilai hadirnya pura ini turut memperkaya khazanah budaya daerah sekaligus memperkuat identitas Paser sebagai kabupaten yang menjunjung tinggi nilai kebinekaan.
