Tradisi Pulang Kampung Meningkatkan Literasi Budaya
TANA PASER – Tradisi pulang kampung menjelang lebaran, atau yang lebih dikenal dengan istilah mudik, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya masyarakat Indonesia. Setiap tahun, jutaan orang berbondong-bondong kembali ke kampung halaman untuk merayakan Idul Fitri bersama keluarga tercinta.
Fenomena ini tidak hanya memiliki makna spiritual dan sosial yang mendalam, tetapi juga berdampak signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan masyarakat.Kebiasaan untuk kembali ke kampung halaman sebenarnya sudah ada sejak zaman kerajaan di Nusantara.
Seiring dengan perkembangan zaman dan urbanisasi yang masif, terutama pada era 1970-an, tradisi mudik mulai terkait erat dengan perayaan Idul Fitri, para perantau ini memanfaatkan kesempatan untuk pulang ke kampung halaman, merayakan kemenangan setelah berpuasa sebulan penuh bersama keluarga tercinta.
Tradisi pulang kampung menjelang lebaran bukan sekadar perjalanan fisik, melainkan juga perjalanan spiritual dan emosional yang sarat makna. Bagi masyarakat Indonesia, khususnya umat Muslim, mudik memiliki berbagai nilai dan makna mendalam yang memperkuat ikatan keluarga dan masyarakat.
Kasrani Latief Ketua Pokja Literasi Kabupaten Paser, mengatakan ”Dalam Konteks Literasi Budaya, pulang kampung menjadi sarana untuk menghidupkan kembali cerita-cerita rakyat, lagu-lagu daerah, dan tarian-tarian tradisional. Tradisi ini juga bagian sarana memperkenalkan budaya kepada generasi muda.
”Kasrani menambahkan ”Selain menjadi sarana Literasi Budaya, pulang kampung juga menjadi sarana meningkatkan silaturrahmi dan memperkuat ikatan keluarga, serta untuk meningkatkan solidariatas sosial.”Kasrani juga mengingatkan ” Agar Tradisi Pulang Kampung dapat dimanfaatkan untuk Transfer Pengetahuan dan Budaya, sehingga Para pemudik membawa pengalaman dan pengetahuan baru dari kota, yang nantinya akan dapat mempengaruhi perkembangan daerah asal mereka, begitupun sebaliknya.
”Kasrani juga berpesan ”Mari kita bersama memahami lebih mendalam tentang berbagai aspek mudik, kita dapat lebih menghargai kompleksitas dan kekayaan tradisi ini, serta bekerja sama untuk memastikan keberlanjutan tradisi pulang kampung (mudik) sebagai literasi Budaya di masa depan.
”Kasrani mengucapkan Selamat dalam perjalanan pulang kampung dan selamat menjalankan Ibadah Puasa 1446 H serta selamat perjalanan kembali sampai ke rumah masing-masing, mari kita jadikan semangat pulang kampung menjadi Inspirasi bagi kita semua meningkatkan Literasi Budaya untuk membangun Kabupaten Paser menuju Paser TUNTAS. Mengakhiri penjelasannya.