Keterbatasan Lahan Penampungan Muatan menjadi Kendala Aktivitas Bongkar Muat di Pelabuhan Tana Paser

Tana Paser, MCKabPaser – Lahan untuk menampung muatan dari kendaraan yang melakukan aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tana Paser dinilai sempit dan perlu diperluas.Lahan yang ada seluas 400 meter persegi kondisinya memprihatinkan. Kendaraan yang datang hanya bisa menaruh muatan mereka di badan jalan. Karena jika dipaksakan muatan ditaruh di lahan 400 meter itu, lahan tersebut akan turun dan kendaraan beresiko terjerembab.

“Untuk kendaraan yang memuat cangkang sawit tidak mau ambil risiko. Jika ditaruh di sana akan banyak cangkang yang terbuang, artinya mereka merugi,” kata Kepala UPTD Pelabuhan Tana Paser, Yusman, Rabu (30/03/2022).

Yusman menilai lahan yang tidak layak itu perlu dibangun ulang atau dicor. Karena dengan kondisi yang ada, akan sangat membahayakan kendaraan dan muatan.

Pelabuhan Tana Paser yang letaknya tidak jauh dari pasar Induk Senaken itu sebenarnya pernah dikunjungi legislator beberapa waktu lalu. Para wakil rakyat itu mengaku akan menampung keluhan Yusman. Namun hingga kini belum ada progres terkait perbaikan lahan untuk muatan kendaraan bongkar muat tersebut. Padahal saat ini posisinya sudah berada di bulan ketiga anggaran berjalan tahun 2022.

“Melihat dari anggaran yang ada, sepertinya tidak ada kegiatan untuk perbaikan atau pembangunan lahan muatan,” ujar Yusman.

Transportasi laut merupakan salah satu moda transportasi utama di Kabupaten baik bagi masyarakat pesisir maupun pelaku usaha dalam menjalankan bisnisnya, terutama saat mereka berkepentingan saat proses distribusi material bangunan ke wilayah pesisir.Karena hanya melalui jalur lautlah material bangunan bisa diantar dan pelabuhan ini adalah salah satu kunci lancarnya proses distribusi logistik tersebut.

Yusman menyayangkan kurangnya perhatian terhadap keberadaan pelabuhan yang merupakan objek penting bagi kehidupan masyarakat Paser terutama masyarakat pesisir. Ia berharap pelabuhan Tana Paser dapat lebih diperhatikan sehingga bisa menjadi pemicu geliat ekonomi masyarakat yang menggunakan moda transportasi laut.

“Bukan hanya pelaku usaha lokal saja, bahkan dari Sulawesi dan Jawanpun menggunakan pelabuhan ini,” ujar Yusman.

Pewarta: Hutja, Editor: Ropi’i

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *