Jubir: Pasien Meninggal di Paser Bukan Karena COVID-19
TANA PASER, MCKabPaser – Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Kabupaten Paser Amir Faisol mengatakan pasien yang meninggal bukan merupakan pasien atau PDP COVID-19.
“Berita itu tidak benar. Karena yang dimaksud dengan pasien tersebut adalah sesorang yang menjadi pasien biasa,” kata Amir saat konferensi pers di ruang Media Center, Rabu 22 April 2020.
Sebelumnya beredar berita di salah satu media lokal dan nasional yang diunggah di media sosial tentang satu Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang meninggal akibat COVID-19.
Informasi tersebut diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim selaku Jubir Gugus Tugas, saat menggelar konferensi Pers pada Selasa.
Menurut Amir, ada kesalahan komunikasi antara Dinkes Paser dan Dinkes Provinsi Kaltim terkait informasi ini.
“Kami mohon maaf ini ada kesalahan komunikasi. Semoga ini menjadi pelajaran kami kedepannya,” ujar Amir.
Amir menjelaskan pasien tersebut merupakan penderita kanker paru stadium akhir, seorang perempuan berusia 44 tahun.
Ia datang di RSUD pada tanggal 17 April 2020 dan dinyatakan meninggal setelah kondisinya memburuk satu hari setelah dirawat.
“Pasien sempat dibawa ke IGD pada 17 April, malamnya terjadi perburukan kondisi kesehatan, dan sempat dilarikan ke ICU,” ucap Amir.
Dinkes Paser maupun RSUD Panglima Sebaya lanjut Amir tidak pernah mencatat pasien itu sebagai PDP.
“Karena yang bersangkutan tidak pernah dirawat di isolasi, jadi bukan pasien COVID-19,” tegas Amir.
Amir menambahkan yang mengejutkan warga terkait informasi itu adalah Pasien tersebut dimakamkan sesuai protokol pemakaman pasien COVID-19.
Sekali lagi ia tegaskan, bahwa foto pada berita tersebut merupakan foto pemakaman pasien COVID-19 di daerah lain.
“Jadi yang tambah bikin heboh karena foto beritanya ada pemakaman pasien COVID-19. Saya tegaskan itu foto di daerah lain,” kata Amir.
Amir berharap dengan penjelasan ini masyarakat Paser bisa lebih tenang. Ia pastikan informasi tersebut tidak benar dan sementara ini tidak ada kasus kematian akibat COVID-19.
“Kami harap masyarakat dapat tenang karena informasi itu tidak benar. Hanya miskomunikasi. Hingga saat ini belum ada kasus kematian akibat COVID-19,” ujarnya.
Hingga 22 April 2020 Gugus Tugas mencatat terdapat 54 Orang Dalam Pemantauan dan 13 Pasien Dalam Pengawasan, dua diantaranya terkonfirmasi positif berdasarkan hasil laboratorium. Sementara sisanya masih menunggu hasil pemeriksaan.