Momentum Hari Ibu 2024, WujudkanPerempuan Sebagai Tiang Kehidupan yang Harus dihormati dan diberdayakan
TANA PSER – Hari Ibu memiliki sejarah yang cukup panjang, tonggak sejarah Hari Ibu berawal dari Kongres Perempuan Indonesia I yang diadakan di Pendopo Joyodipuran, Yogyakarta pada 22-25 Desember 1928.
Tujuan kongres itu adalah untuk mempersatukan seluruh organisasi perempuan ke dalam suatu badan federasi tanpa memandang latar belakang agama, politik, dan kedudukan sosial dalam masyarakat. Kongres ini membahas soal permasalahan yang dihadapi perempuan, seperti pendidikan, perkawinan, dan perlindungan bagi perempuan dan anak-anak.
Kongres Perempuan Indonesia I kemudian berlanjut ke Kongres Perempuan Indonesia II, III, dan IV. Hari Ibu ditetapkan 22 Desember Kongres Perempuan Indonesia II diadakan di Jakarta pada 20-24 Juli 1935.
Sekretaris Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Kabupaten Paser, Kasrani mengatakan ”Peran Ibu/perempuan dalam pembangunan desa merupakan hal yang sangat penting dan strategis. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan perempuan secara aktif dalam pembangunan desa memiliki dampak yang positif, baik bagi perempuan itu sendiri maupun bagi masyarakat secara keseluruhan”.
”Perempuan memiliki potensi untuk menjadi agen perubahan dalam pembangunan desa. Mereka memiliki pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan dan aspirasi masyarakat serta memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah yang dihadapi oleh masyarakat desa, serta memiliki keahlian dan pengetahuan dalam berbagai bidang baik keterampilan rumah tangga, pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi.”
Kasrani menambahkan ”Kami berharap melalui peran aktif perempuan dalam pembangunan desa, upaya untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan dapat lebih efektif. Secara khusus, perempuan dapat berkontribusi dalam mengatasi masalah-masalah seperti kemiskinan, ketimpangan gender, dan kerawanan pangan. Perempuan juga dapat berperan dalam menyediakan akses terhadap layanan kesehatan dan pendidikan yang berkualitas serta dalam melindungi lingkungan hidup di desa.”
Kasrani mengingatkan ”Hari Ibu di Indonesia bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga momen refleksi tentang bagaimana perempuan memiliki peran penting dalam kehidupan. Mari kita memberikan kesempatan yang setara bagi perempuan untuk berkontribusi di berbagai bidang, dan jadikan perempuan sebagai tiang kehidupan yang harus dihormati dan diberdayakan.”