FPKS Paser Dorong Percepat Program Replanting

TANA PASER, MCKabPaser – Forum Petani Kelapa Sawit (FPKS) Kabupaten Paser, Kanisisus, berharap program replanting atau peremajaan kebun kelapa sawit dapat diserap secara maksimal oleh para petani baik petani swadaya dan plasma di Kabupaten Paser. Ia mendorong Pemerintah Daerah mempercepat replanting bagi para petani yang belum mendapatkan program tersebut.

“Harapan kami supaya program ini bisa diserap masyarakat secara maksimal dan persyaratannya harus dipermudah,” kata Kanisius, Senin (13/09/2021).

FPKS Paser cenderung menilai pengawasan lebih baik dilakukan oleh Dinas Perkebunan, bukan dilakukan pihak ketiga sebagaimana ketentuan kementerian terkait. “Kami cenderung pengawasan dilakukan dinas, kalau ada titik lemah tinggal diperbaiki sistemnya ini malah dilempar ke pihak ketiga,” ucapnya.

Kanisisus menerangkan dengan program replanting, para petani di Paser juga akan memiliki Surat Tanda Daftar Budidaya (STDB), yang kedepan menjadi persyaratan kemitraan dengan perusahaan kelapa sawit. Karena sejauh ini, kemitraan tersebut belum berjalan karena terkendala persyaratan STDB yang harus dimiliki petani.

“Padahal sesuai dengan Perda Nomor 19 tahun 2018, seharusnya ada kemitraan antara petani dengan perusahaan. Tapi itu belum terlaksana karena ada kendala STDB itu. Jadi dengan program replanting, petani juga didaftarkan STDB dan nanti bisa kerjasama dengan perusahaan,” jelas Kanisius.

Harga Tandan Buah Segar (TBS) yang dijual masih menggunakan harga kesepakatan perusahaan, bukan harga yang telah ditetapkan pemerintah. Ia mengumpamakan, saat ini harga jual TBS berkisar Rp2.400/kg di tingkat perantara/tengkulak, dan kemudian dijual ke perusahaan Rp2.500/kg.

“Selama ini kerjasama belum ada terjalin. Persyaratan kelembagaan sudah dipenuhi, tapi lagi-lagi belum siap karena ada syarat STDB itu. Sementara untuk mendapatkan itu susah karena semua ada pembiayaan, kesulitan di anggaran,” kata Kanisius.

FOTO: Rizky

Pewarta : Hutja, Editor : Ropi’i