DPP LAP Gelar Dialog Budaya, Angkat Warisan Sejarah dan Identitas Paser
Tana Paser – Panitia Melas Taon Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Adat Paser atau DPP LAP Kabupaten Paser menggelar Dialog Budaya bertema “Warisan Sejarah dan Identitas Daerah” yang berlangsung di Hotel Kryad Sadurengas, Tanah Grogot Minggu (16/11/2025).
Dialog Budaya ini menghadirkan dua narasumber diantaranya Titit Lestari dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIV Kementerian Kebudayaan RI dan Achmad Saudani dari jajanan pengurus DPP LAP Kabupaten Paser.
Dalam paparannya, Titit Lestari menyampaikan alasan warisan budaya harus dilestarikan. Menurut dia, alasan warisan budaya harus dilestarikan karena warisan budaya tersebut merupakan penjaga nilai nilai dan kearifan lokal serta pembeda di tengah-tengah globalisasi.
Sementara Achmad Saudani menyampaikan tentang dinamika peran dan fungsi lembaga adat Paser sejak berdirinya pertama kali hingga sekarang.
Menurut dia, lembaga adat pernah melenceng dari tujuan awal berdirinya lembaga adat Paser yaitu dijadikan jembatan menuju kendaraan politik.
“Sekarang sudah dikembalikan ke tujuan awal yaitu mengangkat harkat dan martabat masyarakat Paser, ” Kata Saudani.

Peserta dialog budaya ini tidak hanya diikuti masyarakat asli atau suku Paser tetapi juga warga dari suku lain seperti suku Jawa, Bugis, Banjar, sunda dan suku suku lain yang ada di Kabupaten Paser.
Ketua Umum DPP LAP Kabupaten Paser Aji Sabri, dalam sambutannya menegaskan bahwa dialog budaya ini menjadi ruang refleksi bersama untuk memperkuat jati diri masyarakat Paser.
“Acara diskusi ini sebagai refleksi dan penguatan jati diri bahwa Paser punya sejarah, punya warisan yang bernilai luhur. Nilai-nilai ini menjadi dasar kehidupan kita,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya pendokumentasian kehidupan lokal sebagai sumber pengetahuan bagi generasi muda.
Dialog budaya ini diharapkan menjadi momentum untuk membangkitkan kesadaran kolektif dalam menjaga dan mewariskan budaya Paser agar tetap hidup dan relevan di tengah perkembangan zaman.
Pewarta: Ropi’i, Editor: Hutja

