Cegah dan Tekan Stunting, Dinkes Paser Luncurkan SaRi SaTe BuNting

TANA PASER, MCKabPaser – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Paser meluncurkan program SaRi SaTe BuNting atau Satu Hari Satu Telur Buat Stunting. 

“Upaya tersebut dilakukan untuk mencegah dan menekan stunting di Kabupaten Paser,” kata Kepala Dinkes Paser I Dewa Made Sudarsana, saat peluncuran program SaRi SaTe BuNting di Kantor Dinkes Paser, Senin(27/6/2022).

Dewa mengatakan, bahwa sesuai dengan misi Kabupaten Paser yaitu Paser MAS dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berdaya saing, maka program ini sangat perlu dilakukan untuk masa depan anak-anak di Paser.

Menurut Dewa, jika banyak stunting  maka dapat menimbulkan sedikit masalah dikemudian hari, terutama dari sisi kecerdasan.

“Selalu saya sampaikan bahwa anak stunting itu pendek dan kecerdasannya kurang, akan tetapi setiap anak yang pendek belum tentu stunting,” ucap Dewa.

Berdasarkan data Dinkes Paser pada Agustus 2021, sebanyak 2.135 anak stunting di Kabupaten Paser, dengan persentase 14,5 persen.

Stunting merupakan sebuah kondisi gagal pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak-anak akibat kurangnya asupan gizi dalam waktu lama, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan.

Oleh karena itu lanjut Dewa, pihaknya menggagas program SaRi SaTe BuNting tersebut dengan mengadopsi pengalaman dari daerah lain yang telah berhasil menekan stunting, yakni dengan memberikan satu butir telur setiap hari selama enam bulan.

“Satu anak satu butir telur setiap hari dan diberikan dari usia enam bulan,” ujarnya.

Program ini akan terus berlanjut dimulai dari Dinkes dan jajarannya untuk mengumpulkan satu butir telur setiap 15 hari sekali.

Untuk itu pihaknya juga akan menyampaikan kepada OPD lain untuk mendukung program SaRi SaTe BuNting ini.

“Mohon dukungan dari OPD lain, agar program ini bisa berjalan, karena saya yakin stunting ini selalu ada namun kita harus turunkan, bila perlu sampai tidak ada lagi stunting di Paser,” harapnya.

Ia mengungkapkan, dengan adanya program ini dapat mempercepat penanganan stunting di masyarakat.

Sementara Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Johansyah menuturkan, telur yang sudah dikumpulkan Dinkes, nantinya akan didistribusikan ke Puskesmas-puskesmas.

“Begitu juga nanti telur yang sudah terkumpul dari OPD yang mendukung program ini, akan dikoordinir oleh Dinkes, kemudian disalurkan ke Puskesmas-puskesmas untuk penanganan stunting,” tuturnya.

Lebih jauh lagi, Analisis Gizi Dinkes Paser Nurulita menjelaskan, Program SaRi SaTe BuNting ini dikhususkan kepada anak usia enam sampai 23 bulan, di mana bahwa di usia tersebut apabila terjadi kasus stunting masih bisa diperbaiki.

Di usia enam bulan bayi sudah boleh diberikan makanan tambahan, dan telur makanan yang mudah sebagai pendamping ASI.

“Kenapa harus telur, karena telur memiliki karbohidrat yang rendah akan tetapi tinggi protein,” tutup Nurulita.

(Tim Media Center Diskominfostaper Kabupaten Paser)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *