Momentum Hari Buku Nasional, Wujudkan Generasi Literasi Menuju Indonesia EMAS

Tanggal 17 Mei 2024 ini merupakan tanggal yang spesial bagi para pecinta buku di Indonesia. Pasalnya, tanggal 17 Mei 2024 diperingati sebagai Hari Buku Nasional atau (Harbuknas). Hari Buku Nasional 17 Mei sudah diperingati sejak 22  tahun yang lalu, tepatnya pada 17 Mei 2002 silam.

Hari Buku Nasional atau Harbuknas merupakan momen yang tepat untuk memperingati pentingnya budaya membaca buku. Rendahnya minat baca masyarakat Indonesia menjadi suatu masalah yang perlu diatasi.

Dilansir dari laman Perpustakaan Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Hari Buku Nasional pertama kali diperingati pada tahun 2002. Pada tahun itu, UNESCO mencatat bahwa tingkat melek huruf di Indonesia pada orang dewasa hanya 87,9 persen, lebih rendah dari negara-negara seperti Malaysia, Vietnam, dan Thailand.

Kondisi ini memunculkan keprihatinan karena kesadaran akan literasi dasar merupakan fondasi utama untuk kemajuan suatu bangsa. Sebagai tanggapan terhadap hal ini, sejumlah masyarakat, terutama kalangan pecinta buku, mulai mendorong peningkatan budaya membaca.

Sebagai langkah lebih lanjut, diciptakanlah momen khusus untuk mempromosikan budaya literasi dan menekankan pentingnya membaca di kalangan masyarakat Indonesia, yaitu Hari Buku Nasional. Peringatan tersebut dicetuskan oleh Abdul Malik Fadjar yang kala itu menjabat sebagai Menteri Pendidikan.

Alasan Abdul Malik Fadjar mencetuskan peringatan ini adalah untuk meningkatkan minat baca dan literasi masyarakat di seluruh Indonesia yang saat itu masih tergolong rendah. Data yang dikeluarkan UNESCO pada 2002 menunjukkan, tingkat literasi orang dewasa atau penduduk yang berusia 15 tahun ke atas berada di angka 87,9 persen. Angka tersebut jauh jika dibandingkan dengan negara-negara di Kawasan Asia Tenggara, seperti Malaysia (88,7 persen), Vietnam (90,3 persen), dan Thailand (92,6 persen).

Abdul Malik Fadjar sadar bahwa meningkatkan minat baca masyarakat merupakan sebuah tantangan yang cukup berat mengingat generasi muda yang sudah mulai didominasi oleh sistem komunikasi dengan telepon, tetapi sedikit membaca buku. Abdul Malik Fadjar akhirnya mengajak masyarakat Indonesia untuk meningkatkan minat baca sebab membaca bisa menambah pengetahuan perkembangan dunia modern.

Ketua Pokja Bunda Literasi Kabupaten Paser, Dr. Kasrani Latief, mengatakan “Buku memang memiliki peran penting dalam peningkatan kompetensi literasi dan juga penumbuhan minat baca bagi masyarakat pada umumnya dan  khususnya bagi peserta didik. Pemilihan buku yang tidak tepat membuat upaya penumbuhan minat baca tidak efektif. Rudine Sims Bishop (1990) menegaskan pentingnya menyediakan berbagai macam buku yang dapat berperan sebagai jendela, pintu geser, dan cermin bagi pembaca.” Ujarnya

Kasrani Latief berharap “Melalui perayaan hari buku ini, dapat tercipta budaya literasi yang lebih kuat, sehingga dapat membawa dampak positif dalam pembangunan intelektual, pendidikan, dan sosial masyarakat. Selain itu, Hari Buku Nasional juga menjadi momentum untuk memahami buku dan peran buku dalam masyarakat.” Katanya

Kasrani Latief juga mengajak Masyarakat untuk bersama-sama menyumbangkan buku Melalui “Gerakan Berbagi Buku”  yang dilakasanakan Pokja Binda Literasi Kabupaten Paser, diharapkan Buku-Buku tersebut menjadi bahan pustaka di Perpustakaan Desa, Taman Baca dan Pojok Baca di setiap Desa di Kabupaten Paser.” Kasrani mengakhiri penjelsannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *