Target raih KLA Madya, Pemda Paser bangun ruang bermain anak di hutan kota
Tana Paser – Pemerintah Daerah Kabupaten Paser membangun ruang bermain anak di hutan kota Tanah Grogot dalam rangka memenuhi hak anak dalam mengakses tempat bermain.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Paser, Amir Faisol, mengatakan pembangunan fasilitas tersebut sebagai bentuk kepedulian pemerintah terhadap pemenuhan hak-hak anak.
“Upaya ini sejalan dengan penilaian Kabupaten Layak Anak (KLA) predikat Madya. Sementara ini kita dapat KLA predikat pratama,” kata Amir, Selasa (31/10).
Amir mengatakan Kabupaten Paser memperoleh predikat KLA tingkat pratama dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ketujuh kalinya pada tahun 2023 ini.
Dalam beberapa tahun belakangan ini, Kabupaten Paser belum pernah mendapat predikat KLA tingkat Madya. Jenis tingkatan ini untuk menilai tingkat kepedulian pemerintah terhadap pemenuhan hak anak.
“Pak bupati sudah menginstruksikan, di APBD-Perubahan ini akan dibangun ruang bermain anak melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang,” ujar Amir.
Sebelumnya, kemarin, Senin (30/10), Amir Faisol bersama beberapa pelajar menyerahkan Piala KLA kepada Bupati Paser di ruang kerjanya. Ikut hadir bersama bupati Asisten Administrasi Umum Murhariyanto, S.Sos dan Asisten Pemerintahan dan Kesra Ir. H Romif Erwinadi, M.Si.
Amir mengatakan untuk meraih predikat KLA tingkat Madya juga diperlukan kelengkapan data tentang sudah dilaksanakannya pemenuhan hak anak di setiap perangkat daerah.
Ia mencontohkan di Dinas Kearsipan dan Perpusatakaan, perlu dibuat ruang tersendiri untuk pusat informasi sahabat anak dengan beberapa fasilitas penunjang.
“Kami akan menggelar rapat koordinasi lintas perangkat daerah untuk menyamakan persepsi, terutama tentang program-program untuk pemenuhan hak-hak anak,” ucap Amir.
Diketahui penilaian KLA dilakukan pemerintah pusat setiap dua tahun sekali. Adapun evaluasinya dilakukan Pemerintah Provinsi Kaltim satu kali dalam setahun.
“Jadi dalam dua tahun ini kita punya waktu untuk berbenah,” ujar Amir.
Pewarta: Hutja, Editor: Ropi’i