Momentum Sumpah Pemuda, Persiapkan Generasi Muda Kaltim Berkontribusi di IKN Nusantara

Tana Paser – Ketua Pokja Bunda Literasi Kabupaten Paser, Kasrani Latief, mengatakan gagasan untuk melakukan pemindahan ibu kota Negara ini bukanlah tanpa alasan, bahkan sebenarnya ide pemindahan ibu kota baru pernah disampaikan pada presiden Soekarno pada tahun 1957, yang menggas pemindahan ibukota baru di Palangkaraya.

“Pada masa pemeritahan presiden Joko Widodo pemindahan ibukota Negara ini mulai direalisasikan dengan Rancangan Undang – Undang Ibukota Negara (RUU IKN) yang telah disahkan oleh DPR menjadi Undang – Undang (UU) melalui rapat paripurna pada tanggal 18 jamuari 2022,” kata Kasrani, Selasa (31/10).

Undang – undang ini, menurut dia, akan dijadikan landasan hukum untuk memulai pembangungan infrastruktur dan berbagai fasilitas Ibukota Negara.

Ia menilai pembangunan IKN Nusantara memiliki sisi positif dan negatif. Sisi positifnya adalah pada sektor pembanguan, banyaknya pembangunan infrastruktur serta fasilitas yang dapat dimanfaatkan warga Kalimantan Timur, serta jalan – jalan akan diperlebar, bahkan akan ada pembangunan jalan tol yang dapat memudahkan masyarakat.

Kalimantan Timur menjadi salah satu pusat perhatian pemerintah Indonesia mengenai pembangunan karena lokasinya merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan Ibukota Negara nantinya. Dari segi ekonomi juga hal ini sangat menguntungkan karena dapat meningkatkan dari sektor kebutuhan, pangan dan papan, bahkan dapat membuka lapangan kerja baru untuk membangun infrastruktur di Kalimantan Timur.

Problem krusial masih menggantung-menggelayut jelang pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur. Mulai dari persoalan pendanaan, pertanahan, pengembangan sumber daya manusia (SDM) lokal, problem sosial budaya, hingga persoalan lingkungan dan regulasi.

“Pastinya, pemindahan IKN akan berdampak besar bagi struktur masyarakat, cara hidup, serta aspek sosial-budaya-ekonomi masyarakat. Pemerintah harus serius dan terus bergerak membangun SDM lokal,” ucap Kasrani.

Ia melanjutkan, terdapat empat posisi IPM yang terendah adalah Mahulu, PPU, Kubar, dan Paser. Kabupaten PPU, lokasi IKN, masih masuk “papan bawah”. Ketimpangan IPM tiap daerah menjadikan daya saing SDM Kaltim secara keseluruhan belum optimal.
Ungkapan “pemuda hari ini adalah pemimpin di masa depan” cocok dijadikan acuan bahwa keadaan pemuda hari ini adalah gambaran masa depan suatu negara. Peran pemuda dalam menyambut ibukota negara baru sangatlah penting. Generasi muda harus turut serta memngawal proses pembangunan ibukota negara ini.

Dalam momentum memperingati Hari Sumpah Pemuda Tahun 2023 perlu Catatan yang akan menyoroti tentang peran potensial generasi muda Kaltim, selaku SDM yang akan berkiprah membangun daerah, khususnya IKN Nusantara nantinya. Terdapat sejumlah peran potensial yang bisa dijalankan oleh para pemuda, dalam menyongsong IKN, sebagai.

Pertama, Dalam mengenyam pendidikan, seriuslah mempersiapkan diri. Kurangi aktivitas yang tidak penting dan membuang-buang waktu. Peluang kerja sangat terbuka di IKN; baik bagi warga Kaltim, maupun luar Kaltim.

Kedua, Tingkatkan penguasaan hard skills dan soft skills, miliki keunggulan kompetitif. Jadilah SDM handal yang siap berkontribusi nyata dalam pembangunan IKN. Generasi muda harus berperan aktif memperkuat ekosistem digital. Manfaatkan teknologi informasi untuk kebaikan yang luas. Terlebih IKN Nusantara mengusung konsep smart city dengan berbagai dimensinya.

Ketiga, membangun kepedulian terhadap masyarakat sekitar, jangan cuek atau apatis. Bergerak bersama dan bangkitlah bersama: saatnya pemuda berperan lebih besar di lingkungan sekitarnya, serta berkomitmen untuk terus berperan membangun negeri, diawali dengan peran-peran kecil yang sederhana, namun terus berkelanjutan.

Keempat, terus membangun diri, baik dari sisi akademis, akhlaq dan adab, dan ketaqwaan (integritas). Pemuda harus menjadi generasi yang baik dan kuat, tidak gampang “baper”, “mager”, “kena mental”, dan digerus polusi moral.

Kelima, perlu dipahami bahwa “IKN adalah untuk Indonesia, bukan semata untuk Kaltim”. Karenanya, meskipun warga Kaltim sangat berharap bisa berkontribusi membangun IKN, bukan berarti anti-pendatang dan anti-SDM non Kaltim. Ini mindset yang penting ditanamkan sejak awal.

Dengan demikian, Kasrani berpendapat sebagai generasi muda Kaltim tentunya harus  mempersiapkan diri menggali potensi -potensi guna menjadi SDM yang benar-benar siap menyambut ibukota negara baru.

“Pemerintah serta stake holder terkait harus saling bersinergi untuk bersama – sama menyiapkan pemuda – pemuda yang unggul dan memliki keahlian pada bidangnya masing – masing, dalam mewujudkan peran pemuda Kaltim dalam berkonteribusi di IKN Nusantara menuju Indonesia emas,” ujarnya.

Pewarta: Hutja, Editor: Ropi’i

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *