HKTI Minta Pemda Paser Perkuat Kelembagaan Petani
Tana Paser – Sekretaris Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Paser, Eko Purwito meminta kepada Pemerintah Daerah (Pemda) untuk meningkatkan kelembagaan petani mulai dari kelompok tani hingga kelompok usaha seperti koperasi.
“Harapan kami Pemda Paser meningkatkan kelembagaan petani agar petani bisa memperoleh posisi tawar terhadap produksi yang dihasilkan baik sektor tanaman pangan, perikanan dan perkebunan,” kata Eko, Senin (12/6).
Khusus perkebunan ( kelapa sawit), kemitraan antara petani dan perkebunan swasta perlu didorong sehingga petani sawit memperoleh harga yang layak.
Selain perlunya petani diperkuat kelembagaannya, Eko juga mendorong Pemda Paser memberikan pupuk subsidi kepada petani.
“Perlu ada subsidi pupuk khusus oleh pemkab Paser khususnya petani pangan,” ujar Eko.
Ia menilai subsidi perlu diberikan karena saat ini pupuk sulit didapat dengan harga yang terjangkau.
“Sementara subsidi pupuk untuk sektor perkebunan telah dihapus sedang sektor tanaman pangan dikurangi,” tuturnya.
Selain itu Eko menambahkan, sebagai penyangga Ibu Kota Negara (IKN) Pemkab Paser perlu menetapkan jenis komoditi yang ditangani secara khusus dan sungguh sungguh untuk memenuhi kebutuhan IKN, misal tanaman holtikultura ( buah buahan), perikan dan perkebunan.
Diketahui, Bupati Paser dr. Fahmi Fadli baru saja menerima penghargaan Satyalencana Wira Karya dari Presiden Joko Widodo atas kinerjanya dalam mengoptimalkan sektor pertanian terkhusus dalam pengembangan hortikultura di kecamatan.
Penghargaan tersebut diterima Bupati Paser pada penyelenggaraan Pekan Nasional (Penas) Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) di Kota Padang pada Sabtu (10/6).
Satyalancana Wirakarya merupakan penghargaan pemerintah kepada warganya yang telah berdarma bakti bagi negara dan bangsa. Kampung holtikultura di Kabupaten yang dikembangkan antara lain kampung salak di Tanah Grogot, Kelengkeng di Kuaro, Rambutan di Long Ikis, durian di Long Kali, jeruk di Pasir Belengkong, Lai di Batu Sopang, alpukat di Muara Komam, Langsat di Muara Samu dan pisang di Batu Engau.
Pewarta: Hutja, Editor: Ropi’i