BeritaKesehatan

Tekan Angka Stunting, Pemkab Paser Gunakan Strategi Intervensi Spesifik dan Sensitif

TANA PASER – Sebagai bagian dari upaya mewujudkan masyarakat yang sehat, sesuai dengan misi pembangunan daerah “Paser TUNTAS”, Pemerintah Kabupaten Paser terus mengakselerasi penurunan angka stunting melalui strategi terpadu yang dikemas dalam dua bentuk intervensi utama, yaitu intervensi spesifik dan intervensi sensitif.

Strategi ini diinisiasi oleh Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Paser, dengan menggandeng beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.

Kepala DP2KBP3A Kabupaten Paser, Amir Faisol, menyebutkan bahwa intervensi spesifik berfokus langsung pada upaya perbaikan gizi masyarakat, khususnya terhadap kelompok rentan seperti bayi, balita, dan ibu hamil. Intervensi ini dilaksanakan melalui layanan kesehatan primer yang diberikan oleh Puskesmas maupun Puskesmas Pembantu (Pusban).

“Pelayanan kesehatan menjadi kunci utama dalam intervensi spesifik. Ini mencakup pemantauan tumbuh kembang balita, pemberian makanan tambahan, serta pemeriksaan rutin bagi ibu hamil,” kata Amir, Senin (7/7/2025).

Sementara itu, intervensi sensitif lebih diarahkan pada penanganan faktor-faktor tidak langsung yang memengaruhi status gizi. Pendekatan ini melibatkan lintas sektor dengan peran yang disesuaikan menurut tugas dan fungsi masing-masing OPD.

Iya mencontohkan, Dinas Ketahanan Pangan bertugas menjaga ketersediaan dan keterjangkauan pangan di tingkat rumah tangga, sementara Dinas Perikanan memastikan akses masyarakat terhadap konsumsi ikan sebagai sumber protein penting.

Sementara itu, Dinas Pendidikan turut mengambil peran dengan memastikan anak usia dini dapat mengakses pendidikan, yang juga menjadi sarana penyuluhan pencegahan stunting.

Adapun peran DP2KBP3A sendiri, lanjut Amir, difokuskan pada penguatan program Keluarga Berencana (KB) agar pasangan usia subur dapat merencanakan kelahiran secara sehat dan bertanggung jawab.

“Pendekatan intervensi sensitif ini menuntut kolaborasi lintas sektor yang kuat. Semua pihak harus terlibat sesuai kapasitasnya, karena penurunan angka stunting bukan hanya tugas satu instansi, tetapi tanggung jawab bersama,” tegas Amir.

Upaya ini sejalan dengan komitmen Pemerintah Kabupaten Paser dalam menekan prevalensi stunting secara berkelanjutan, sekaligus mendukung terwujudnya masyarakat yang sehat sebagai bagian dari cita-cita pembangunan Paser TUNTAS.

Total Views: 11 ,

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

eight + 13 =