Penilaian Adipura, DLH Paser: keberhasilan karena keterlibatan masyarakat

Tana Paser – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Paser telah menjalani penilaian Adipura dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Adipura merupakan penghargaan yang diberikan pemerintah pusat kepada pemerintah kabupaten yang berhasil dalam pengelolaan lingkungan perkotaan.

“Bulan September lalu sudah dilakukan penilaian dan tinggal menunggu pengumuman. Diperkirakan diumumkan Februari 2024,” kata Kepala DLH Paser, Achmad Safari, Kamis (12/9).

Safari mengatakan dalam penilaian yang berlangsung dua hari 21-22 September 2023 lalu itu terdapat beberapa fasilitas yang dinilai seperti jalan, perkantoran, sekolah, toko, pasar, Tempat Pembuangan Akhir (TPA), Tempat Pembuangan Sampah (TPS), dan pemukiman masyarakt.

Sebelum dilakukan penilaian, kata Safari, DLH Paser telah melakukan perubahan signifikan seperti menghapus beberapa TPS di Kota Tanah Grogot. Tujuannya agar kota menjadi lebih bersih dan indah. Dari 93 TPS di Kelurahan Tanah Grogot, saat ini tersisa 35 unit TPS. Ia belum memastikan apakah sisanya akan dihapus tahun ini.

Pada APBD Perubahan tahun 2023, DLH Paser telah menyiapkan 31 roda tiga yang akan diberikan kepada rukun tetangga (RT) untuk keperluan mengangkut sampah. Kebijakan ini adalah dampak dari diberlakukannya penghapusan TPS di sejumlah ruas jalan perkotaan. Pada tahun 2022 lalu DLH Paser juga telah memberikan roda tiga kepada 7 rukun tetangga di Kelurahan Tanah Grogot dan tiga kampung Proklim.

“Kedepan kami juga akan mengupayakan untuk mereduksi atau mengurangi sampah dari sumbernya dengan melibatkan masyarakat,” ucapnya.

Menurut Safari, penghargaan Adipura bukan hasil kerja DLH semata. Diperlukan keterlibatan masyarakat dalam mengelola sampah dan menjaga kebersihan lingkungan.

Diketahui, pada bulan Maret 2023 lalu untuk pertama kalinya Kabupaten Paser berhasil meraih Piala Adipura dari KLHK untuk kategori kota kecil. Safari mengakui Piala Adipura yang diterima Pemkab Paser menjadi motivasi bagi masyarakat untuk terus menjaga lingkungannya.

“Namun orientasi kami bukan piala, tapi menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk selalu menjaga lingkungan. Karena ini masalah budaya yang harus dibiasakan dan dipupuk sejak dini,” tuturnya.

Pewarta: Hutja, Editor: Ropi’i

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

https://iainpalopo.ac.id/https://perbarindo.org/https://itj.jakartamrt.co.id/https://www.delejcotebavi.com/https://karir.itb.ac.id/https://heartlandcomputer.com/https://www.beritabadung.id/https://www.bsn.go.id/https://kan.or.id/