Harkitnas :  Wujudkan Pendidikan Berkualitas Menatap Masa Depan Penuh Optimistis Menuju Indonesia Emas

Oleh: Kasrani Latief*

Tepat pada hari Senin, 20 Mei 2024 kemarin, Indonesia kembali memperingati Hari Kebangkitan Nasional. Jika menilik ke belakang, 20 Mei merupakan hari lahirnya organisasi Boedi Utomo, sebagai tonggak sejarah lahirnya Indonesia modern. Melalui kebijakan politik etis, perlahan melahirkan sejumlah organisasi kepemimpinan yang baru. Yang dimana di dalamnya terdapat orang-orang Indonesia yang terpelajar. Sehingga, perubahan yang signifikan khususnya di kalangan kelompok Indonesia, sering disebut sebagai ‘Kebangkitan Nasional Indonesia’.

Adanya keinginan seluruh bangsa Indonesia untuk bersatu, dan bersama-sama menumbuhkan dan berusaha demi kemerdekaan negara Indonesia. Dilansir dari laman Museum Sumpah Pemuda Kemendikbud, lahirnya ikrar Sumpah Pemuda berawal dari rapat Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI). Hasil rundingan menyebut, bahwa pentingnya pendidikan seimbang untuk anak, serta penjabaran pentingnya nasionalisme dan demokrasi sejak dini.

Ketika Perang Dunia II, pada 6 dan 9 Agustus 1945 Hirosima dan Nagasaki luluh lantak karena dibom atom oleh Amerika Serikat. Dalam keadaan seperti itu, apa yang ditanyakan oleh Kaisar Hirohito? Masih ada sisa berapa guru kita, bukan berapa sisa tentara? 

Dari pertanyaan itu dapat kita ketahui apa yang ada di dalam pikiran beliau. Beliau adalah pemimpin yang lebih peduli terhadap masalah pendidikan. Baginya pendidikan jauh lebih penting daripada tentara, apalagi makan gratis. 

Dengan mengutamakan pendidikan, bangsa Jepang dapat bangkit dari keterpurukan dan berhasil menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Suka atau tidak suka kita mengakui penguasaan iptek membuka peluang terkondisinya taraf hidup yang lebih baik. Tentu jika pendidikan yang dikembangkan terpadu dengan pendidikan agama, niscaya mendatangkan keberkahan, tidak menghasilkan orang-orang seperti Qorun.

Indonesia sebagai negara berkembang, harus mampu bangkit dari keterpurukan, memperbaiki, hingga menunjukkan kemajuannya. Seluruh elemen bangsa diharapkan memberikan kontribusi terbaiknya, untuk mengisi kemerdekaan. Sektor pendidikan menjadi salah satu dari banyak sektor, yang turut serta menyumbang untuk kemajuan negara. Menciptakan insan pelajar yang berbekal akal dan budi.

Keberhasilan dalam menghasilkan pelajar yang unggul tidak terlepas dari  Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang pendidikan, yakni tenaga pengajar. Kini, tenaga pengajar baik guru hingga dosen, memiliki peran aktif dan tidak sekedar ‘pengajar’. Tenaga pengajar mampu menjadi guide, teach, dan explain.

Saat ini kita dihadapkan dengan kemajuan teknologi yang melesat cepat. Kita sudah memilih bukan hanya ikut serta, tetapi lebih daripada itu, menjadi pemain penting agar dapat menggapai dunia.

Hingga dua dekade ke depan merupakan momen krusial yang akan sangat menentukan langkah kita dalam mewujudkan itu semua Transformasi pendidikan, cermin kebangkitan nasional. Melalui makna Hari Kebangkitan Nasional, generasi penerus bangsa diharapkan dapat mengembangkan upaya untuk mengatasi tantangan kehidupan berbangsa dan bernergara.

Kita telah berada pada fase kebangkitan kedua merupakan momen terpenting untuk menatap masa depan dengan penuh optimisme, kepercayaan diri, dan keyakinan. Seluruh potensi Sumber Daya Alam (SDA), bonus demografi, potensi transformasi digital menjadi modal dasar menuju Indonesia EMAS 2045.

*Penulis adalah Ketua I Komisi Nasional Pendidikan Provinsi Kaltim

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *