DP2KBP3A Paser Kerahkan 576 Pendamping untuk Mencegah Stunting

TANA PASER, MCKabPaser – Pemerintah Daerah Kabupaten Paser melalui Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) membentuk Tim Pendamping Keluarga guna mencegah penyakit stunting atau kekurangan gizi kronis pada anak.

Kepala DP2KBP3A Paser Amir Faisol mengatakan telah dibentuk sebanyak 159 tim pendamping terpadu di setiap desa guna mencegah penyakit tersebut. “Ada 159 tim, setiap tim terdiri dari 3 orang di masing-masing desa. Sehingga total pendamping di 139 desa dan 5 kelurahan ada 576 orang,” kata Amir Faisol, Rabu (26/01/2022).

Tim dimaksud terdiri dari bidan desa, sub Pembantu Pembina Keluarga Berencana (PPKB), dan PKK Desa. Tim yang ditunjuk Kepala Desa itu sudah dibentuk, dan selanjutnya akan diberikan pembinaan teknis. Tugas tim adalah melakukan kunjungan rumah dengan memberikan edukasi dan penyuluhan terhadap calon pengantin, ibu hamil, ibu melahirkan, ibu menyusui, dan ibu yang anaknya di bawah dua tahun tentang pencegahan stunting.

Konsep pencegahan stunting yang dilakukan tim pendamping fokus pada 1000 hari pertama kehidupan anak. Dimulai saat kehamilan, melahirkan, hingga bayi berumur 2 tahun. “Karena pada 1000 hari itu adalah proses pembentukan otak manusia. Harus diperhatikan mulai hamil hingga lahir,” ucap Amir.

Amir mengemukakan tim ini kali pertama dibentuk pada tahun 2022. Sejumlah pendukung seperti uang transport dan paket data akan diberikan kepada ratusan pendamping tersebut. “Kita berikan biaya transport kunjungan ke rumah. Kita sediakan internet untuk laporan ke pusat. Karena pakai aplikasi dari BKKBN pusat, namanya aplikasi Elsimil,” ucapnya.

Aplikasi Elsimil, lanjut Amir, akan digunakan calon pengantin sebagai sarana komunikasi dengan tim pendamping masing-masing desa. DP2KBP3A Paser telah bekerja sama dengan Kantor Kementerian Agama agar KUA di setiap kecamatan dapat memastikan calon pengantin menggunakan aplikasi itu.

Amir berharap Kabupaten Paser dapat merealisasikan target pemerintah pusat untuk 20 tahun kedepan tepatnya pada tahun 2040 yaitu para orangtua melahirkan ‘generasi emas’ yang bebas dari paparan stunting.

Pewarta: Hutja, Editor: Ropi’i

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *