Kebutuhan Meningkat, PMI Paser Ajak Masyarakat Donor Darah
Tana Paser – Seiring dengan meningkatnya pasien yang memerlukan penanganan darurat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panglima Sebaya Kabupaten Paser, kebutuhan kantong darah di rumah sakit itu pun mengalami peningkatan.Kepala Unit Donor Darah Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Paser, dr. Achmad Hadiwijaya mengatakan sejak awal Januari 2023, kebutuhan kantong darah di RSUD Panglima Sebaya setiap bulannya mencapai 600 kantong.
“Dibanding tahun 2022 kebutuhan kantong darah setiap bulan 400 kantong, tahun ini di RSUD sejak Januari setiap bulannya butuh 600 kantong darah,” kata Hadiwijaya, Selasa (11/7).
Meskipun tingginya permintaan kantong darah setiap bulannya, Hadi mengaku pihaknya masih bisa memenuhi kebutuhan darah untuk rumah sakit tersebut. Meskipun PMI adalah satu-satunya penyuplai darah untuk kebutuhan pasien di rumah sakit.
“Kebutuhan kantong darah meningkat karena banyak kasus yang memerlukan darah seperti adanya peningkatan karena kunjungan rumah sakit meningkat, kasus persalinan, cuci darah, penanganan emergency, banyak butuh darah,” terangnya.
Stok darah yang ada pada PMI, katanya, sejauh ini dikumpulkan dari pendonor sukarela, pegawai pemerintah, karyawan perusahaan, dan pengurus lembaga sosial.
PMI Paser telah menjalin komitmen dengan sejumlah perusahaan agar karyawanya bisa rutin melakukan donor setiap bulan. Sementara kegiatan donor darah yang dilakukan di instansi pemerintah dilakukan hanya pada saat digelar even-even tertentu saja.
Hadiwijaya menambahkan bahwa PMI memiliki grup media sosial para pendonor sesuai golongan darah yang bisa dipantau dan sebagai wadah berbagi informasi saat dibutuhkan donor darah. Komunikasi dengan lembaga sosial juga dilakukan agar mereka mau rutin mendonorkan darah.
Untuk memenuhi ketersediaan kantong darah, PMI berharap masyarakat terutama keluarga pasien penerima donor darah, bisa menyediakan darah pengganti agar stok darah.”Misalnya saat persalinan dokter memberi tahu bahwa membutuhkan darah, harapan kami keluarga menyiapkan pendonor untuk mengganti stok darah di PMI,” ujarnya.
Kata Hadiwijaya stok darah pengganti tidak banyak dilakukan pihak keluarga pasien karena minimnya informasi dan kesadaran masyarakat untuk mendonorkan darahnya.
Catatan PMI, 95 persen pendonor berasal dari pendonor sukarela. Metode darah pengganti ini sudah diupayakan PMI melalui kerjasama dengan Dinas Kesehatan.”Harapan kami setelah kerjasama dengan Dinkes bisa diteruskan hingga ke Puskesmas. Tapi ini belum berjalan,” tutur Hadiwijaya.
Menurutnya masyarakat masih merasa takut untuk mendonorkan darahnya ke PMI. Padahal donor darah punya banyak manfaat kesehatan.
“Semoga masyarakat mau donor darah karena manfaatnya besar bagi kesehatan terutama jantung dan pembuluh darah, kemudian bisa mengevaluasi beberapa penyakit yang disaring lewat aktivitas donor darah,” terangnya.
Pewarta: Hutja, Editor: Ropi’i