Seorang Anak, Pasien Diare di Paser Meninggal Dunia Alami Aspirasi pada Paru-Parunya
Tana Paser – Kasus diare di Kabupaten Paser meningkat dalam dua bulan terakhir. Data Dinas Kesehatan Kabupaten Paset hingga 1 Agustus yang dihimpun dari 16 puskesmas, terdapat 1.800 kasus diare.
Terbaru, seorang anak pasien diare meninggal dunia diakibatkan mengalami aspirasi saat perawatan di Intalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panglima Sebaya.
“Diduga pasien mengalami kondisi aspirasi, dimana cairan yang diminumnya masuk ke saluran pernapasan (paru-paru),” kata dr. Hadiwijaya, Jumat (19/08/2022).
Diketahui pasien anak tersebut merupakan pasien diare pada salah satu klinik di Tanah Grogot.
Pasien berusia 9 tahun itu mengalami kejang dan sesak nafas sehingga dilarikan ke IGD RSUD Panglima Sebaya. Tidak sempat masuk ke ruang perawatan anak, pasien meninggal di IGD.
“Pasien itu sakit diare, mengalami dehidrasi, namun dehidrasinya bisa diatasi,” kata Hadiwijaya.
“Penyebab kematian, kemungkinan ini, cepat sekali kejadiannya, dugaan karena aspirasi, kondisi di mana cairan yang diminumnya masuk ke dalam saluran nafas hingga memicu kejang dan henti nafas,” imbuh Hadiwijaya.
Sebagai dokter anak, Hadiwijaya meminta para orangtua untuk selalu waspada terhadap kemungkinan terjangkitnya diare pada anak-anak.
“Diare ini banyak komplikasinya, perlu waspada. Selain bisa disebabkan dehidrasi, penyebab kematian pada anak, bisa juga berpotensi kejang, kemudian anak mengalami penurunan kesadaran. Itu masalah berat pada pasien diare,” terang Hadiwijaya.
Pencegahan terbaik yang bisa dilakukan, kata Hadiwijaya, tidak lain adalah membiasakan hidup bersih, di mulai dari lingkungan keluarga.
“Sebab kuman diare masuk ke mulut melalui perantara tangan, kemudian masuk ke saluran pencernaan, membuat infeksi saluran pencernaan,” ucap Hadiwijaya.
Pewarta: Hutja, Editor: Ropi’i