Program ‘Beli Perak’ DP2KBP3A Paser Cegah Kekerasan Perempuan dan Anak

Tana aser – Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Paser meluncurkan program ‘Bersama Lindungi Perempuan dan Anak (Beli Perak), dalam rangka mencegah terjadinya kasus kekerasan perempuan dan anak.

“Program ini solusi untuk mengatasi persoalan kekerasan yang terjadi,” kata Kepala DP2KBP3A Paser Amir Faisol di sela kegiatan Rapat Koordinasi dan Sinkronisasi Perlindungan Perempuan dan Anak, di Tanah Grogot, Rabu (09/11).

Rakor yang berlangsung sejak 7 – 10 November 2022 itu melibatkan perangkat daerah terkait, instansi vertikal, organisasi media dan pelaku usaha.

Menurut Amir rakor itu dilakukan untuk meningkatkan pemahaman bahwa semua pihak harus berperan dalam pencegahan tindak kekerasan maupun penanganan.

“Mengingatkan bahwa masalah kekerasan dan penanganan adalah tugas kita semua,” ujarnya

Ia menilai sebagian besar masyarakat kita masih memahami kekerasan itu hanya kekerasan fisik, seperti memukul, menjambak, menganiaya dan sebagainya.

“Padahal ada juga kekerasan non verbal, seperti menyakiti lewat kata-kata, ” Jelasnya.

Kekerasan itu, lanjut Amir, juga bisa berdampak pada ketahanan keluarga dan perkembangan anak dan jika terjadi pada anak, perkembangan di masa tumbuh, kejiwaan akan terganggu.

“Untuk itu kita harus maksimal dalam pencegahan terhadap tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak” kata Amir.

Sementara Plt. Kabid PPA Kasrani menegaskan kunci dalam perlindungan perempuan dan anak adalah kolaborasi dan aksi.

“Semua harus bergerak turun ke bawah, bagaimana semua dapat berperan termasuk lapisan bawah d masyarakat seperti RW, RT, Dasa Wisma. Mereka garda terdepan, untuk pencatatan, proses pengaduan, edukasi dan advokasi di masyarakat,” jelas Kasrani.

DP2KBP3A, kata Kasrani, bisa menjadi integrator dari sistem perlindungan yang ada. “Kita perbaiki sistem perlindungan ini, bukan saja edukasi, pemahaman definisi kekerasan tapi dari sisi pelaporan dan pencatatan,” tuturnya

Pelaporan kekerasan terus diupayakan sehingga bisa memperbaiki angka kekerasan terhadap perempuan dan anak. 

Pemda perlu terus melakukan kreativitas dalam sosialisasi soal kekerasan sampai ke anak-anak, perempuan, dan ibu-ibu muda yang punya potensi terdampak.

Kasrani menambahkan, melalui program Inovasi  ‘Beli Perak’ ini pihaknya  berikhtiar dalam menurunkan jumlah kekerasan perempuan dan anak, meningkatkan sinergi dari pihak pemerintah dan pihak terkait lainnya. 

“Sehingga pencegahan dan pelayanan terhadap kasus kekerasan perempuan dan anak bisa berjalan optimal, ” katanya.

Pewarta: Hutja, Editor: Ropi’i

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *