Usulan Kegiatan Masyarakat Grogot di Musrenbang Capai Rp.975 Miliar

TANA PASER, MCKabPaser – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Paser menggelar Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Tahun 2021 tingkat Kecamatan Tanah Grogot, di Pendopo Kabupaten, Selasa (18/02/2020).

Musyawarah ini dihadiri Sekretaris Daerah (Sekda) Paser Katsul Wijaya, para Kepala OPD, Camat Tanah Grogot Zainuddin, dan perwakilan 15 desa dan kelurahan.

Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Soraya mengatakan musrenbang ini dilakukan untuk menyerap aspirasi masyarakat desa di Kecamatan Tanah Grogot.

Pada musrenbang kali ini, OPD memaparkan programnya di tahun 2021. Sementara masyaraka desa menyampaikan perihal usulan yang sudah dirumuskan dalam musrenbang tingkat desa.

“Semua usulan kami serap, tentu akan disaring yang prioritas dan kebutuhan mendasar masyarakat,” kata Soraya.

Soraya menerangkan, usulan masyarakat desa yang sebelumnya telah dimasukkan ke dalam program, sumber pembiayaannya bisa berupa APBD Kabupaten Paser, APBD Provinsi Kaltim atau bantuan keuangan, atau juga bersumber dari APBN.

“Kita lihat seperti apa nanti. Sumber pembiayaannya bisa APBD, APBN, dan Bankeu,” ucapnya.

Pada tahun 2021, masyarakat Kecamatan Tanah Grogot mengusulkan 513 program kegiatan melalui musrenbang ini. Total anggarannya mencapai Rp.975 Miliar lebih.

Jumlah tersebut terdiri dari 84 kegiatan untuk pengembangan sumber daya alam yang menelan biaya total Rp.96 Miliar lebih. Kemudian 101 kegiatan untuk kegiatan pemerintahan dan pembangunan manusia, menelan anggaran Rp.61 Miliar lebih.

Terakhir, 328 kegiatan untuk infrastruktur dan kewilayahan yang menelan biaya Rp.817 Miliar lebih.

“Semua usulan sudah disaring. Tidak ada lagi usulan yang seperti sebelumnya, yang sebenarnya bisa diakomodir melalui dana desa ada Alokasi dana desa,” ucap Camat Tanah Grogot.

Zainuddin menyadari bahwa usulan yang begitu banyaknya, tidak mungkin diakomodir Pemkab Paser seluruhnya. Namun ia mencatat ada beberapa prioritas yang sangat mendesak, menyangkut kebutuhan dasar masyarakat.

Diantaranya jalan menuju Pepara dan Pulau rantau, yang masih belum bisa dilalui kendaraan. Begitu pun di jalan lokasi bandara di Rantau Panjang menuju Muara Pasir yang masih belum terbangun.

“Selain itu ada Sungai Langir menuju Prepat. Semua yang terkendala jalan, umumnya mengalami keterbatasan listrik dan fasilitas air,” terang Zainuddin.

Seperti di Desa Muara pasir, yang belum teraliri air bersih. Di Prepat, Sungai Langir pun masih keterbatasan fasilitas listrik. Untuk di Pulau Rantau sudah mulai terpasang.

“Yang terpenting kebutuhan dasar air, listrik dan jalan. Jika itu terpenuhi, itu sangat membantu masyarakat,” ucap Zainuddin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *