BUMDes dan KTNA Paser Dilibatkan dalam Penyediaan Beras Murah
Tana Paser – Dinas Ketahanan Pangan (Distapang) Kabupaten Paser akan melibatkan petani melalui Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) dan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) dalam penyediaan pangan murah atau harga yang terjangkau bagi masyarakat khususnya beras guna menstabilkan harga serta menekan inflasi.
Sejalan dengan Visi Paser MAS (Maju, Adil dan Sejahtera) Kepala Distapang Paser, Taharuddin, mengatakan tahap awal sekitar lima sampai sepuluh BUMDes dan KTNA yang akan dilibatkan dalam program ini, sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat paser.
“Kita masih verifikasi BUMDes dan KTNA yang akan menjadi mitra Pemda,” kata Taharuddin di Tanah Grogot, Rabu(17/4/2024).
Taharuddin menjelaskan, kegiatan stabilsiasi pasokan dan harga pangan dan pengendalian inflasi melalui kegiatan pangan murah tidak hanya dilakukan di Kota Tanah Grogot dan harus dilakukan secara merata di kecamatan dan desa, terutama daerah yang rentan rawan pangan.
Sejauh ini kegiatan tersebut dilakukan di outlet pangan di jalan R.A Kartini Tanah Grogot setiap hari besar keagamaan-nasional dan akhir tahun. Barang-barang pangan murah yang dijual berasal dari Bulog dan distributor pangan mitra pemerintah.
Tahap awal komoditas yang akan dibeli dari petani adalah beras yang akan dijual di BUMDes-BUMDes yang ditunjuk tersebar di Tanah Grogot, di Desa Sempulang, di Kecamatan Paser Belengkong, Kuaro, Long Ikis, dan Batu Engau.
BUMDes dan KTNA yang akan dilibatkan nanti adalah yang aktif dan baik dalam administrasi dan operasional, serta berkomitmen memenuhi ketentuan yang disepakati bersama.
Oleh karena itu, dalam penunjukan BUMDes sebagai mitra, Distapang Paser akan melibatkan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) dan Pengurus KTNA yang mengetahui persis eksistensi dan kredibilitas BUMDes dan KTNA. BUMDes dan KTNA yang dipilih akan ditetapkan melalui Surat Keputusan Bupati Paser.
“Saat ini kita masih tahap verifikasi calon penerima yang akan menjadi mitra,” ujar Taharuddin.
Ia berharap melalui kegiatan ini kedepannya, pangan yang dijual dalam operasi pasar berasal dari produksi petani lokal, dan dapat meningkat bukan hanya komoditas beras saja yang dibeli pemerintah.
Mekanisme yang akan digunakan nanti, jelasnya, Distapang akan membeli komoditas pangan dari petani. Untuk tahap awal, baru satu komoditas yang akan difokuskan yaitu beras.
Taharuddin menginginkan kedepan, pemerintah dapat memanfaatkan potensi pangan lokal untuk kebutuhan pangan di daerah. Bahkan, kata dia, pemerintah daerah sedang menyiapkann regulasinya untuk penyediaan pangan bersubsidi harga bagi masyarakat sasaran tertentu dengan harga murah.
“Kita beli beras mahal misalnya Rp16.000 per kilogram, dan kita jual murah kepada masyarakat,” ujarnya.
Ia berharap penyediaan pangan lokal bisa menjangkau masyarakat hingga di daerah pelosok sehingga tidak terjadi kelangkaan barang yang bisa memicu terjadinya inflasi.
Pewarta: Hutja, Editor: Ropi’i