Gapoktan Petangis Budidaya 350 Sarang Lebah, Sekali Panen Raup Rp10 Juta
Tana Paser, MCKabPaser – Di areal seluas 500 meter, Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Petangis Kecamatan Batu Engau Kabupaten Paser membudidayakan lebah kelulut yang sudah digeluti sejak tahun lalu.
Ternak kelulut ini dijalankan Gapoktan yang terdiri dari tiga kelompok tani yakni kelompok Tani Hutan Anggrek Bura, Hafizh Grup, dan Kelompok Wanita.”Usaha ini dimulai sejak Mei 2021 lalu,” kata Sekretaris Desa Petangis, Zulvian Pratama, Jumat (04/03/2022).
Kebutuhan masyarakat terhadap madu untuk meningkatkan imunitas tubuh, kata Zulvian, begitu terasa terutama saat kasus Covid-19 varian Delta meningkat.
Bahkan para petani sampai kewalahan memenuhi kebutuhan para konsumen maupun pelanggannya. “Bukan hanya masyarakat biasa, para konsumennya tidak sedikit dari kalangan anggota DPRD, ” katanya.
Zulvian menjelaskan Gapoktan ini merupakan binaan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Paser yang kepengurusan anggotanya dikukuhkan melalui Surat Keputusan Kepala Desa Setempat.
Awalnya DLH Kabupaten Paser memberikan 250 wadah kelulut, atau yang umum disebut toping, untuk modal awal berwirausaha. Kemudian bantuan kembali bergulir.
Saat itu anggota DPR memberikan bantuan 15 toping. Seiring adanya keuntungan, Gapoktan tersebut pun menambah 85 toping untuk meningkatkan usaha mereka. Alhasil jumlah toping yang ada sekarang berjumlah 350 buah.
“Jika panen 350 sarang itu bisa sampai 20 liter,” ucap Zulvian.
Untuk ukuran 1 liter konsumen diberi potongan harga, cukup Rp500 ribu.Artinya, jika dikalkulasikan, dengan 350 sarang yang menghasilkan 20 liter madu, Gapoktan di Petangis bisa meraup Rp10 juta.
“Kami mengajak, jika mau merasakan sensasi menyedot madu segar, bisa langsung datang di peternakan kami,” tutup Zulvian.
Pewarta: Hutja, Editor: Ropi’i