UDD PMI Paser manfaatkan aplikasi untuk tingkatkan jumlah pendonor darah
Tana Paser – Unit Donor Darah (UDD) Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Paser akan menerapkan pendataan pendonor aktif secara digital melalui aplikasi terintegrasi untuk memudahkan PMI berinteraksi langsung dengan para pendonor.
“Karena mereka harapan utama untuk pemenuhan kebutuhan darah seiring terus meningkatnya angka kunjungan pasien di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panglima Sebaya,” kata Ketua UDD PMI Paser, dr. Hadiwijaya, Senin (4/11).
Hadiwijaya mengatakan, kebutuhan darah di RSUD Panglima Sebaya setiap bulannya sekitar 500–600 kantong darah. Saat ini UDD PMI Paser masih menggunakan pendataan para pendonor aktif secara manual.
“Harapan kami jika sudah ada aplikasi donor, misalnya, ada pendonor yang sudah saatnya mendonor setelah tiga bulan, bisa diingatkan melalui aplikasi tersebut,” ujar Hadiwijaya.
Dengan digitalisasi, lanjut Hadiwijaya, PMI akan dimudahkan dalam mengawasi perekrutan pendonor darah sekaligus memudahkan pengadministrasiannya.
“Harapan kami, dengan digitalisasi, perekrutan donor darah lebih rapih dan teradmiistrasi dengan baik, termasuk jadwal pendonor,” ujarnya.
Pada Sabtu (2/12) lalu, kata Hadiwijaya, UDD PMI Paser baru saja memberikan penghargaan kepada pendonor aktif yang telah mendonorkan darahnya sebanyak 10 hingga 75 kali.
“Kami beri sertifikat dan beberapa kegiatan permainan untuk merekatkan kedekatan. Tujuannya agar para pendonor terus membantu kami dalam kebutuhan darah di Kabupaten Paser,” ujarnya.
Kegiatan tersebut merupakan temu akrab antara UDD PMI dengan para pendonor, dengan tujuan memudahkan PMI berkomunikasi dengan para pendonor. Pada kegiatan itu UDD PMI juga meminta komitmen dan kesedian mereka untuk aktif dan tidak berhenti donor darah.
“Antusiasme mereka cukup besar. Bahkan mereka mengusulkan dibuat forum pendonor,” ucap Hadiwijaya.
Bukan hanya berharap pada pendonor aktif, sumber utama kantong darah di UDD PMI Paser juga diharap bisa diperoleh melalui kegiatan donor darah yang dilakukan instansi pemerintah, lembaga pendidikan, dan lembaga sosial.
Diakui Hadiwijaya, kegiatan donor darah keliling ke kantor-kantor, perusahaan-perusahaan, pesantren-pesantren, pernah terhenti karena pandemi Covid-19. Kegiatan tersebut saat ini kembali digelar.
“Kami meminta kepada mereka agar mendonor tidak hanya saat momen-momen tertentu. Kami berharap mereka juga bisa donor rutin setiap tiga bulan sekali,” tutup Hadiwijaya.
Pewarta: Hutja, Editor: Ropi’i