Doyam Riam Mayu, Potensi Air Terjun di Kawasan Konservasi Tahura Petangis

Tana Paser – Memiliki luas lahan 3.445,37 hektar, Taman Hutan Raya (Tahura) Lati Petangis Kabupaten Paser ternyata bukan hanya memiliki satwa-satwa endemik, tetapi ternyata juga menyimpan potensi wisata alam air terjun yang cukup menjanjikan untuk dikembangkan.

Doyam Riam Mayu, demikian orang-orang menyebutnya. Lokasinya tidak jauh, sekitar 2 kilometer dari jalan poros Pos Polisi (Pospol) Petangis. Tidak sampai memakan waktu satu jam untuk bisa sampai ke sana. Jalannya pun sudah bebatuan sehingga bisa diakses saat musim hujan. Terlebih, bisa diakses menggunakan kendaraan roda empat.

“Roda empat bisa sampai di depan loket karcis. Sementara air terjun terbuka untuk umum, gratis,” kata Sekretaris Desa Petangis, Zulvian Pratama, Kamis (6/6/2024).

Kata Zulvian, curah air di Doyam Riam Mayu cukup konstan meski di musim kemarau. Potensi ini membuat Pemerintah Desa Petangis ingin mengembangkannya. Namun saat ini pemerintah desa setempat masih berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk mengelolanya.

“Kami persiapkan legalitasnya karena ari terjun ini masuk Kawasan konservasi. Apakah ini akan dikelola oleh kelompok tani hutan, atau bisa dikelola oleh kelompok sadar wisata,” ujar Zulvian.

Pemerintah Desa Petangis, kata Zulvian, tidak ingin membuang kesempatan untuk memanfaatkan potensi wisata alam ini. Dia berharap dengan adanya tempat wisata, ekonomi masyarakat setempat dapat meningkat dan masyakat menjadi sejahtera.

Zulvian mencontohkan akan banyak dampak positif dengan dibangunnya wisata air terjun Doyam Riam Mayu. Warung makan, penjual BBM, dan penyewaan ban akan ramai, katanya mencontohkan.

Karena masih menunggu proses legalitas, Pemerinta Desas Petangis belum berani mengalokasikan anggaran untuk pembanguan Doyam Riam Mayu. Meskipun begitu, masyarakat setempat tidak tinggal diam. Secara swadaya, Masyarakat memanfaatkan bahan yang ada untuk membangun pondok sedehana dan memanfaatkan ban bekas limbah yang sudah dicat.

“Kami ingin angkat potensi lokal. Kita akan perbanyak memberdayakan Masyarakat. Semakin banyak orang dating ke Petangis, semakin besar perputaran ekonomi,” tutur Zulvian.

Kabid Pengelola Tahura pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Paser, Syarifudin, mengatakan Pemkab Paser mendukung penuh upaya masyarakat untuk memanfaatkan potensi wisata untuk dikembangkan.

“Sementara kami sudah ada komunikasi awal dengan masyarakat dan sudah bertemu dengan sekretaris desa Petangis untuk secepatnya kami melakukan rapat. Prinsipnya kami mendukung, kami sedang carikan aturan sebagai dasar atau landasan hukumnya,” kata Syarifuddin.

Pewarta: Hutja, Editor: Ropi’i

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *