Tingkatkan Produksi dan Produktivitas Tanaman Pangan dan Hortikultura, Pemkab Paser Studi di Tabanan
TABANAN, MCKabPaser – Dalam upaya meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman pangan dan hortikultura yang lebih baik, guna memenuhi kebutuhan masyarakat Kabupaten Paser serta persiapan pemenuhan kebutuhan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di sektor pangan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Paser melakukan studi tiru ke Kabupaten Tabanan Provinsi Bali.
Alasan dipilihnya Kabupaten tersebut karena pada 2022 lalu, Badan Pangan Nasional (Bapanas) telah menganugerahkan Kabupaten Tabanan indeks ketahanan pangan (IKP) terbaik I dengan nilai sebesar 92,20 dan menjadi daerah agraris dengan predikat lumbung pangan Bali.
Bupati Paser dr. Fahmi Fadli menyebutkan selain melakukan studi tiru tersebut, Pemkab telah melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan dan mengembangkan kawasan pertanian di Kabupaten Paser.
“Untuk memudahkan masyarakat dan petani, saat ini kami telah melakukan peningkatan kualitas jalan usaha tani,” kata dr. Fahmi, di Kantor Bupati Tabanan Provinsi Bali, Kamis (19/10/2023).
Dengan adanya studi tiru ini lanjut dr. Fahmi, dirinya meminta kepada perangkat daerah terkait yakni Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura dan Bappedalitbang Kabupaten Paser agar dapat menggali informasi sebanyak-banyaknya seperti yang telah diterapkan Pemkab Tabanan Provinsi Bali dalam peningkatan sektor pertanian.
Salah satunya bagaimana regulasi mempertahankan lahan persawahan agar tidak beralih fungsi, contohnya beralih fungsi menjadi perkebunan kelapa sawit.
“Selain itu perlu juga diketahui apa saja yang dihadapi petani di Kabupaten Tabanan mulai dari proses produksi hingga pemasarannya, uniknya di Tabanan ini pertanian juga disulap menjadi destinasi wisata, untuk itu kita harus belajar” ungkapnya.
Rombongan Pemkab Paser yang diterima Sekretaris Daerah Kabupaten Tabanan, I Gede Susila itu telah melihat langsung pengembangan lahan pertanian subak bengkel.
Dikatakan Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Paser, Erwan Wahyudi dari kunjungan yang dilakukan Pemkab Paser itu terdapat hal yang menarik dan berbeda, diantaraanya pada sistem pengairannya selain itu juga di Tabanan ini bertani menjadi budaya.
“Budaya sosial masyarakat meyakini usaha tani sawah ini erat hubungannya dengan kepercayaan,” pungkasnya.
Menurut Erwan terdapat perbedaan cara menanam padi di Tabanan yaitu dengan cara tanam yang memiliki beberapa barisan dan diselingi satu barisan kosong dengan memaksimalkan fotosintesis yang biasa disebut jajar legowo.
“Kalau di Paser sistem tabela yaitu sistem penanaman tanaman padi tanpa melalui persemaian dan pemindahan bibit. Banyak yang harus kita pelajari untuk diadopsi di Paser,” terangnya. MC.Kab.Paser/Asm