Dengan Semangat Hari Penerbangan Nasional, Wujudkan Bandara Menuju Paser MAS

Tana Paser – Hari ini Jum’at tanggal 27 Oktober 2023 diperingati sebagai Hari Penerbangan Nasional, Hari Penerbangan Nasional ini mengambil hari di mana penerbangan pertama kali dilakukan di Indonesia pada 27 Oktober 1945. 

Penerbangan tersebut dilakukan oleh Agustinus Adisucipto menggunakan pesawat cureng dari Lapangan Udara Maguwo Yogyakarta yang kini dikenal dengan Landasan Udara Adisucipto.

Pasca mendapat ijin dari ayahnya untuk sekolah militer, Adisucipto kemudian diterima sebagai kadet penerbang. Dengan waktu singkat, Adisucipto mencapai tingkat Vaandrig Kortverband Vlieger atau Letnan Muda calon penerbang Ikatan Pendek.

Sejak mencapai tingkatan penerbang, mulailah karier pemuda Adisutjipto sebagai penerbang yang sebenarnya. Pada tahun 1939 Ia ditempatkan pada Skadron Pengintai. Ia diangkat menjadi Ajudan Kapitein (Kolonel) Clason, pejabat Angkatan Udara KNIL di wilayah Jawa.

Ketika revolusi meletus, Adisucipto pindah ke Yogyakarta berdasarkan Maklumat Pemerintah pada tanggal 5 Oktober 1945. Lalu di Yogyakarta didirikan TKR Bagian Penerbangan yang tidak lain menjadi perintis bagi Penerbangan Sipil.

Dalam Peringatan Hari Penerbangan Nasional Tahun 2023, Ketua Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB) Kabupaten Paser. Kasrani Latief berpesan “Pemerintah Pusat harus memperhatikan percepatan tindak lanjut pembangunan Bandara Paser dalam mendukung Kabupaten Paser sebagai penyangga IKN.” Ujarnya.”

Salah satu sarana prasarana moda trasportasi udara yang penting adalah bandara udara (bandara), dengan bandara Konektivitas terbangun sehingga semua masyarakat merasakan hasil-hasil pembangunan, serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan di seluruh pelosok negeri”

Kasrani menambahkan “Bandar udara memiliki peran sebagai pintu gerbang kegiatan perekonomian dalam upaya pembangunan, pertumbuhan, dan stabilitas ekonomi sehingga memunculkan keselarasan pembangunan nasional dalam pembangunan suatu daerah yang menjadi lokasi dan wilayah di sekitar bandar udara yang menjadi pintu masuk dan keluar kegiatan ekonomi, dan Paser sangat memerlukannya untuk menuju Paser MAS (Maju, Adil dan Sejahtera)” Megakhiri penjelsannya.

Pewarta: Hutja, Editor: Ropi’i

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *