Forum Genre Paser Sosialisasikan Permasalahan Remaja

TANA PASER, MCKabPaser – Meski di tengah pandemi Covid-19, para pemuda di Kabupaten Paser yang tergabung dalam Forum Generasi Berencana (Genre) tetap gencar menyosialisasikan permasalahan remaja melalui daring.

Ketua Forum Genre Paser Aditya Pramesh mengatakan workshop yang mengusung tema “Tentang Kita” tersebut menyosialisasikan tentang permasalahan remaja, kesehatan reproduksi serta seksualitas.

“Meski pandemi namun semangat kita jangan sampai kalah luar biasanya oleh pandemi. Jangan sampai pandemi ini menjadi penghalang bagi kita untuk terus bergerak,” kata Aditya, Senin (23/08/2021).

Menurut Aditya, generasi muda harus memahami seputar persoalan remaja mulai dari kesehatan dan hak-hak reproduksi, hingga bahaya pergaulan remaja dan narkoba.

Workshop yang digelar selama dua hari sejak Sabtu (20/08/2021) lalu itu membahas tentang bahaya pergaulan remaja, Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif (Napza), Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP), hingga triad Genre (No Free Sex, No HIV/AIDS, dan No Pernikahan Dini).

“Bahaya itu semua tetap beresiko bagi remaja Kabupaten Paser meski di tengah pandemi,” ujarnya.

Genre Paser, lanjut dia, sejak 2001 telah mendirikan Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) sebagai wadah pengawasan terhadap kesehatan dan hak-hak reproduksi dalam program Keluarga Berencana (KB).

Workshop bertema ‘Tentang Kita’ merupakan salah satu revitalisasi program Genre yang dikembangkan dalam upaya menguatkan pendidikan sebaya dan konselor sebaya pada  PIK Remaja. Kegiatan tersebut diikuti oleh 8 PIK Remaja, 4 OSIS, dan dibuka oleh umum dengan kuota peserta 50 orang. Dan dibawakan dengan empat modul yaitu.

“Harapan kami peserta yang mengikuti workshop dapat memahami tentang informasi yang menjadi bahaya dalam kehidupan remaja, sehingga dapat menyampaikannya kepada rekan-rekan dan teman-teman sejawatnya,” ujar Adhitia.

Sementara Kabid Keluarga Berencana, Kesejahteraan dan Ketahanan Keluarga pada Dinas Pengendalian Penduduk Keluaga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Paser, Achmad Rusdiansyah, berharap remaja juga harus memahami tentang pengasuhan anak sebelum memutuskan untuk menikah.

“Pengasuhan bukan hanya saat anak lahir, tapi sebelum lahir disiapkan untuk mencegah risiko stunting pada pertumbuhan dan perkembangan anak,” katanya.

Menurutnya stunting terjadi karena masih terbatasnya pemahaman remaja yang ingin menikah tentang penyakit tersebut. “Penyiapan perencanaan kehidupan berkeluarga dengan memastikan terpenuhinya kebutuhan gizi dan mental ibu serta bayi selama masa kehamilan hingga anak usia dua tahun,” ucapnya.

Pewarta : Hutja, Editor : Ropi’i

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *