Kunjungi Pasar Terapung Kuin, Harapan Wabup Masitah, Paser Belengkong Jadi Kawasan Religi

BANJARMASIN, MCKabPaser – Wakil Bupati (Wabup) Paser Hj. Syarifah Masitah Assegaf meninjau pasar Terapung atau pasar Apung Kuin Makam di kota Banjarmasin, Seelasa (07/12/2021). Peninajuan ini dilakukan setelah Wabup Paser Masitah melakukan kunjungan kerja di Kantor Walikota Banjarmasin satu hari sebelumnya.

Pasar terapung, atau pasar apung merupakan objek wisata andalan di Kalimantan Selatan, khususnya kota Banjarmasin, diperkirakan sudah terkenal di era Kesultanan Banjar.

Beberapa pasar pedagang terapung mengaku tidak tahu persis kapan kegiatan transaksi di atas air melalui sampan tersebut mulai berkembang di kawasan itu. Menurut mereka, transaksi jual beli di atas air hanya meneruskan kebiasaan nenek moyang terdahulu.

Pasar terapung di wilayah ini terdapat di dua lokasi, terbesar di Desa Kuin atau di atas Sungai Barito Kota Banjarmasin. Sedangkan lokasi lainnya ada di Desa Lok Baintan, Kabupaten Banjar. Butuh satu jam perjalanan dari Kota Banjarmasin, menggunakan perahu klotok untuk bisa sampai di sana.

Wabup Paser Masitah mengatakan akan membuat kawasan religi di Paser Belengkong. Rencana itu sudah masuk di APBD tahun 2022. Harapan dia, tahun 2023 rencana itu bisa dilaksanakan. Setelah melihat kawasan pasar terapung ini, Masitah akan mengadopsi objek wisata serupa di sungai kandilo dan sungai di Paser belengkong.

Masitah mengatakan nantinya akan menggunakan perahu atau drum untuk berjualan. Paling tidak upaya itu dilakukan untuk menarik wisatawan dan menjadikan lokasi yang unik untuk menjadi objek wisata.

“Nanti saat siang hari bisa berjualan kue, roti, dan malam hari dapat berjaulan angkringan seperti pecel ayam, martabak India, dan lainnya,” kata Masitah.

Masitah juga menerangkan nantinya setiap beberapa bulan sekali Pemkab Paser akan memanggil ulama untuk melakukan ceramah dengan memakai sarana kapal terapung, seperrti dilaksanakan Habib Faturrahman Bahasyim di Kota Banjarmasin.

“Wisatawan dapat berbelanja dan mendapat siraman rohani, bila melakukan pemanggilan ceramah di sungai kandilo,” ujar Masitah.

Untuk menerapkan hal itu, Masitah akan membicarakan konsep tersebut kepada Bupati Paser, Kepala Dinas Pemuda Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Paser,” ujar Masitah.

Dengan adanya kawasan religi ini Masitah berharap akan meningkatkan wisata di Paser Belengkong. Ia berharap nantinya bisa menjadi andalan Pariwisata di Paser.

Masitah mengatakan Pemkab akan membenahi kawasan Paser Belangkong terlebih dahulu. Setelah ditata, dengan sendirinya tingkat ekonomi di Paser Belengkong akan naik. “Sayang sekali jika tak dijadikan pariwisata, ada pasar, kawasan makam,” ungkapnya.

Kata Masitah, di sana masyarakat bisa berjualan apa saja, untuk menunjukkan identitas Kabupaten Paser. Ia menambahkan saat perencanaan telah matang dan siap, Pemkab Paser akan menyampaikan rencana itu ke Kementerian Pariwisata.  Ia berharap masyarakat Paser akan mendukung wilayah Paser Belengkong dibuat menjadi kawasan religi.

“Nanti kita mulai dari modal Pemkab Paser, atau mereka menyewa nanti,” tutup Masitah.

Pewarta : Adhitia, Editor : Hutja

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *