Ketua PSHT Paser minta anggota jaga kondusifitas jelang Pemilu

Tana Paser – Ketua Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Kabupaten Paser, Wa’an, meminta kepada anggotanya untuk menjaga kondusifitas jelang Pemilu 2024. “Menjelang Pemilu, mari menjaga damai, tentram, dan kondusif,” katanya, Senin (14/8).

Ia menegaskan, PSHT tidak terlibat dengan partai politik apapun. Oleh karena itu ia mengingatkan anggotanya untuk tidak membawa nama organisasi dalam berpolitik. Setiap tahunnya, warga dari Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Paser jumlahnya terus bertambah.

Seperti di tahun ini, terdapat 197 yang ikut dalam organisasi bela diri tradisional tersebut dan mengikuti Tasyakuran Warga Baru PSHT Cabang Paser di Gor Tapis, Kecamatan Tanah Grogot, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur pada 12 Agustus 2023 malam.

Sejak Wa’an menjabat di tahun 2015 hingga saat ini, ia sudah mengesahkan 1.305 orang yang menjadi warga tingkat satu PSHT cabang Paser.
“Tiap tahun terus bertambah, tahun 2015 saya mengesahkan 44 orang, 2016 ada 55 orang, 96 orang tahun 2017, 154 orang 2018, 145 orang 2019, 196 orang 2020, 205 orang 2021, 217 orang 2022, dan tahun 2023 mengesahkan 197 orang,” urainya.

Dengan bertambahnya warga tingkat satu setiap tahunnya, jumlah warga PSHT di Paser semakin banyak dan meningkat.
“Ini menunjukkan bahwa latihan di PSHT tidaklah sulit, tetapi tidak juga mudah, karena harus mengikuti prosedur yang sudah ditetapkan dalam AD-ART,” tambahnya.

Untuk warga baru yang disahkan tahun ini terdiri dari anggota DPRD Paser, Polisi aktif, pensiunan TNI, Kades, pedagang, petani, pelajar, dan juga ada ibu rumah tangga, bahkan sudah ada yang sesepuh dan masih ikut latihan.

Bagi warga baru , kata Wa’an pengesahan yang dilakukan merupakan awal mengabdi di PSHT Cabang Paser dengan mengembang tugas dan tanggungjawab yang harus dijaga serta dilaksanakan.

“Tegur saudaramu kalau melakukan kesalahan jaga etika, tingkah laku, sopan dan santun. Urusan sepele lebih baik mengalah, erani karena benar, takut karena salah itu adalah pedoman kita,” pesannya.

Wa’an juga menekankan, agar warga PSHT tidak mencari hidup dalam organisasi melainkan hidupilah organisasi.

“Ingatlah selalu makna muri yang melingkar di pinggang, bahwa suatu saat nanti tubuh kita hanya akan dikapani kain putih. Ingatlah selalu bahwa kita akan menemui ajal kematian, jangan punya sifat sombong, tinggi hati, iri dan dengki. Mari selalu jalin silaturahmi, dan pererat rasa persaudaraan,” terangnya.

Pewarta: Hutja, Editor: Ropi’i

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *