Ternyata Kabupaten Paser Sudah Swasembada Beras, Ini penjelasannya

Tana Paser – Kabupaten Paser telah mencapai swasembada pangan khususya untuk komoditas beras sejak dua tahun terakhir. Kepala dinas tanaman pangan dan hortikultura Erwan Wahyudi mengatakan sejak 2020 terdapat surplus beras sekitar 8 ribu ton.

“Tahun 2020, produksi gabah kering giling (GKG) mencapai 52.365, 75 ton. Jika dikonversikan dengan beras akan menghasilkan 30.302 ton beras,” kata Erwan Wahyudi, Senin (15/8).

Sementara kebutuhan beras untuk Kabupaten Paser sekitar 22.000 ton beras. Sehingga masih ada surplus sekitar 8.000 ton beras. Demikian pula pada tahun 2021 produksi beras mencapai 30.230 ton beras.

Menurut Kabid Tanaman Pangan Joko Santoso, meski ada selisih produksi beras pada 2021 dengan produksi tahun sebelumnya namun posisinya tetap surplus beras. Pada tahun 2021 produksi GKG mencapai 51.972 ton sementara tahun 2020 produksi GKG 52. 365 ton.

“Adanya penurunan produksi pada 2021 karena terjadi musibah banjir saat itu,” katanya.

Berbagai upaya dilakukan pemerintah daerah Kabupaten Paser agar swasembada beras ini tetap dipertahankan. Menurut Erwan Wahyudi, untuk mencapai swasembada beras maka produktivitas padi harus terus ditingkatkan.

Salah satu caranya adalah meningkatkan penggunaan benih padi yang berkualitas. “Selama ini, para petani masih menggunakan benih padi yang semestinya tidak digunakan lagi sehingga berpengaruh pada produktivitas, ” kata Erwan.

Selain benih yang berkualitas, pola tanam juga akan diperbaiki. Selama ini, kata Erwan, petani masih menggunakan pola tanam tabur benih. “Akan kita perbaiki dengan pola tanam Jajar legowo atau Jarwo, ” Jelas Erwan.

Pola tanam Jarwo adalah salah satu sistem tanam padi dengan tujuan meningkatkan hasil produksi pertanian (padi) dengan cara meningkatkan jumlah populasi tanaman dan merekayasa jarak tanam seolah-olah tanaman seperti tanaman tepi pematang (pinggir). Dan upaya lain untuk meningkatkan produksi padi, kata Erwan adalah pemberian bantuan alat mesin pertanian (alsintan) kepada kelompok tani yang selama ini dilakukan pemerintah daerah kabupaten Paser.

“Alsintan ini membantu petani dalam mengolah lahan pertanian sehingga mempengaruhi indek panen. Biasanya dalam setahun cuma 1-2 kali maka bisa meningkat hingga 3 kali atau dalam dua tahun bisa lima kali panen,” katanya.

Pewarta : Hutja, Editor : Ropi’i

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *