Warga Kabupaten Paser Diimbau Waspadai Peredaran Uang Palsu

Tana Paser – Warga Kabupaten Paser diimbau untuk mewaspadai peredaran uang palsu. Kepala Desa Tapis, Dody Ismanu, mengatakan telah terjadi peristiwa yang menimpa warganya sebagai korban peredaran uang palsu.

“Ini perlu mendapat perhatian serius. Sudah tiga kali warga saya yang jualan dapat uang palsu,” kata Dody Ismanu, Senin (11/12).

Dody menilai peredaran uang palsu bukan sebuah kebetulan. “Kalau satu kali kejadiannya mungkin kebetulan, tapi ini sudah ketiga kalinya. Semoga ini bisa jadi kewaspadaan kita semua,” katanya.

Diketahui, uang palsu nominal Rp100 ribu beredar di Kabupaten Paser jelang Natal dan tahun Baru (Nataru). Kali ini yang menjadi sasarannya adalah pedagang kaki lima (PKL).

Johan, salah satu PKL di Kabupaten Paser, adalah salah satu korbannya. Ia sudah dua kali mendapat uang palsu nominal seratus ribuan. Kejadiannya belum lama ini, tepatnya 8 Desember 2023 lalu.

“Malam hari tanggal delapan kemarin anak buah saya yang jualan pentol kemarin lusa menerima pecahan uang 100 ribuan. Dia baru sadar kalau uang itu palsu. Setelah saya cek benar memang uang itu palsu,” kata Johan.

Kejadian ini bukan pertama kali dirasakan Johan. Ia juga pernah mendapat uang palsu dua bulan lalu tepatnya di bulan Oktober.

Saat itu, Johan sedang berjualan dan menerima satu lembar uang seratus ribuan dari seorang wanita yang membeli  dagangannya.

“Saya curiga uang pecahannya seperti dari kertas hasil cetakan sendiri. Saya protes kepada ibu itu, setelah itu baru dikasih uang asli,” kisahnya.

Wanita yang memberi yang palsu itu, kata Johan, tidak menyadari bahwa uang yang digunakan adalah uang palsu.

“Dia juga heran, katanya. Padahal uang itu dari bosnya,” tutur Johan menirukan ucay wanita itu.

Joha menambahkan, peristiwa ini bukan saja terjadi pada dirinya. Seorang temannya juga mengaku pernah mengalami hal serupa.

“Belum lama ini, kejadiannya belum ada satu bulan. Teman saya juga dapat uang palsu,” imbuhnya.

Dari kesemua uang itu, setelah diperiksa tidak ada terlihat gambar pahlawan yang tembus pandang. Logo Bank Indonesia (BI)  tidak asli atau terlihat sama dengan bahan kertas printer yang dicetak sendiri menggunakan kertas HPS.

Peristiwa ini sudah dilaporkan kepada anggota Babinkamtibmas Desa Tapi, tempat Johan tinggal. Secara resmi kejadiannya ini belum dilaporkan kepada kepolisian.

“Tapi sudah saya lapor ke tetangga saya yang anggota Polisi. Kalau resminya belum,” ucap Johan.

Pewarta: Hutja, Editor: Ropi’i

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *