Momentum Peringatan HUT RI ke 77, Tingkatkan Peran Perempuan Menuju Paser MAS (Maju, Adil dan Sejahtera)

TANA PASER, MCKabPaser – Tahun ini kita telah memperngati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan bangsa Indonesia  yang  kini telah mencapai usia yang ke-77 tahun.  Kemerdekaan yang diraih dari perjuangan para pahlawan untuk seluruh bangsa Indonesia baik laki-laki maupun perempuan, tentu perjuangan yang sangat panjang bagi Bangsa Indonesia untuk bisa mewujudkannya,  

Dalam perjalanan panjang untuk mencapai Kemerdekaan Indonesia, tidak terlepas dari peran penting perempuan-perempuan Indonesia, yang berjuang mempersembahkan jiwa dan raganya, baik di garis depan maupun garis belakang pertempuran.

Kendati Indonesia sudah merdeka selama 77 tahun, sampai saat ini masih banyak perempuan yang mengalami kekerasan dan diskriminasi. Karena itu, perempuan di akar rumput kini bangkit mendobrak budaya patriarki.  Kata ”merdeka” bagi setiap perempuan di Tanah Air memiliki makna yang berbeda. Kemerdekaan memiliki makna luas, yakni merdeka mulai dari cara berpikir, berbicara, hingga bertindak. Merdeka adalah ketika perempuan sudah mengambil keputusan sendiri, mampu berjuang, dan membebaskan diri dari berbagai kekerasan, serta bisa keluar dari rumah dan berpartisipasi dalam pembangunan.

Kemerdekaan bangsa ini telah beranjak di usia yang tidak lagi muda, tetapi kemajuan yang dialami bangsa ini belum sepenuhnya beriringan dengan tegaknya perlindungan terhadap perempuan. Meski keterwakilan perempuan dalam legislatif pada pemilu 2019 menunjukkan trend peningkatan yaitu mencapai 20,8% dari kuota keterwakilan perempuan, tetapi keadaan perempuan secara menyeluruh belum sepenuhnya menunjukkan perbaikan.

Menurut data dalam laporan Global Gender Gap Report 2022 yang dirilis World Economic Forum (WEF) tingkat kesetaraan gender di Indonesia masih rendah yaitu Indonesia mendapatkan skor 0,697, menjadikannya berada di peringkat ke-92 dari 146 negara yang disurvei. Hal ini menunjukan perempuan dalam banyak hal seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi hingga politik masih banyak tertinggal dibandingkan laki-laki. Keadaan ini terus memburuk seiring meledaknya wabah corona yang melanda Indonesia.

Dalam persoalan yang lebih spesifik pengalaman  perempuan, data-data menunjukkan keadaan perempuan masih memprihatinkan. Kekerasan terhadap perempuan misalnya menurut data Komisi nasional Perempuan (Komnas Perempuan) terjadi kenaikan kekerasan berbasis gender (KGB) sebanyak 50% di tahun 2021 dari tahun sebelumnya yaitu yaitu 338.496 kasus pada 2021 (dari 226.062 kasus pada 2020), yang kecenderungan peningkatan ini masih terjadi di tahun 2022.

Pernikahan anak usia dini pada perempuan jauh lebih tinggi di banding pada anak laki-laki dengan perbandingan 1 banding 10 pada pernikahan dini anak perempuan dibandingkan dengan 1 banding 100 pada tingkat perbandingan angka pernikahan dini pada anak laki-laki. Indonesia pada tahun 2018 juga tercatat sebagai negara kedua se ASEAN memiliki angka pernikahan anak tertinggi.

Keadaan yang melingkupi perempuan di atas tidak bisa dilepaskan dari masih kuatnya budaya patriarkhi yang mengakar dalam masyarakat hingga mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Budaya patriarkhi ini menjadikan semua ukuran nilai dan norma sosial diukur dengan cara pandang laki-laki dan menempatkan perempuan sebagai objek. Konstruksi sosial dalam masyarakat patriarkhi menganggap pria lebih unggul daripada wanita, di mana peran laki-laki sebagai otoritas utama, menjadi pusat organisasi sosial, dan di mana laki-laki memegang otoritas atas perempuan, anak-anak, dan properti.

Keberhasilan pembangunan manusia dinilai dari terciptanya ruang dan kesempatan yang setara baik perempuan maupun laki-laki dalam seluruh aspek kehidupan. di Hari Kemerdekaan Negara Republik Indonesia Tahun 2022, mari kita semua  seluruh masyarakat untuk memperkuat peran perempuan dan kesetaraan gender demi kemajuan Bangsa Indonesia. 

Perjuangan kita dalam menuju kesetaraan dapat dimulai dari memberikan kesempatan kepada perempuan untuk menyuarakan dan didengar pendapatnya dimulai dari lingkup terkecil sekalipun yaitu keluarga. Akan sangat baik jika perempuan tidak hanya didengar pendapatnya, tetapi juga diberikan kesempatan untuk menempati posisi strategis atau bahkan menjadi pemimpin.

Ada cara-cara sederhana yang dapat dilakukan seperti, pelibatan pendapat perempuan di dalam pembuatan keputusan di dalam rumah tangga, lingkungan bermasyarakat, organisasi, pemerintahan terkecil seperti kepala desa, maupun tempat kerja. meskipun dengan cara sederhana, jika dilakukan bersama-sama dan terus menerus, dapat menimbulkan kepercayaan masyarakat sehingga terbentuk konstruksi sosial yang akan berpihak pada kaum perempuan.

Sekarang perlu kita tingkatkan kesadaran,  partisipasi dan keterlibatan aktif seluruh elemen masyarakat dalam mendukung tujuan kita bersama yaitu pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender. Karena hanya dengan menyatukan kekuatan dan mengesampingkan ego masing-masing agar tujuan bersama kita  dapat tercapai.

Berbicara tentang makna kemerdekaan dari perspektif perempuan, Perempuan harus sejajar dengan laki-laki dan bisa mengaktualisasikan rasa kebangsaannya.  posisi yang sejajar itu harus dibangun dari rumah tangga. Perempuan bukan pelayan dan tidak ada relasi kuasa di dalam rumah tangga. Penghormatan pada perempuan berarti merubah paradigma, bahwa perempuan harus dipandang sebagai makhluk terhormat, akalnya sempurna, dan bukan objek seks. Memanusiakan perempuan yaitu kecerdasan dan keahliannya diakui, serta perempuan mendapat perlakuan yang tidak membeda-bedakan.

Merdeka berarti punya kebebasan pendapat untuk mengemukakan pendapat tanpa takut menerima ancaman atau diskriminasi. Menjadi merdeka juga berarti bebas menentukan masa depan tanpa harus ada paksaan dari orang lain. Bagi banyak anak-anak dan kaum muda perempuan di Indonesia, kebebasan ini mungkin hanya sebatas angan. Hidup mereka sudah ditentukan jauh sebelum mereka lahir ke dunia. Sebelum ditentukan oleh orang tuanya, nasib anak perempuan bahkan sudah lebih dulu diputuskan oleh budaya, adat, dan norma yang tumbuh di masyarakat. Ada ekspektasi dan fungsi peran yang ikut lahir bersamaan dengan bayi perempuan yang baru keluar dari rahim ibunya.

Timbul pertanyaan,  apa yang bisa kita lakukan? Tentu banyak. Hal terkecil yang bisa kita lakukan untuk membuat anak dan kaum muda perempuan merdeka adalah dengan memberikan ruang untuk mereka berbicara dan didengar, mulai dari forum terkecil hingga forum internasional. Berikan anak dan kaum muda perempuan akses dan perlakuan yang setara dengan rekan laki-lakinya. Berani untuk berbicara apabila kita menyaksikan praktik diskriminasi atau tindak pelecehan maupun kekerasan kepada mereka. Ciptakan lingkungan yang adil dan bermartabat untuk anak dan kaum muda perempuan dapat merdeka. Selamat Ulang Tahun RI ke 77 Tahun 2022, jadikan momentum Hari Kemerdekaan ini untuk menambah semangat kaum perempuan untuk berbuat bersama mewujudkan Paser MAS (Maju, Adil dan Sejahtera).

Oleh :

Dr. Kasrani Latief, M.Pd

Kabid PUG dan PP DP2KBP3A  Kabupaten Paser

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *