Uji DNA Salak Pondoh Paser, berasal dari Salak Nglumut Magelang

Tana Paser – Berdasarkan hasil pengamatan karakteristik morfologi tanaman menunjukkan bahwa salak di Desa Padang Pangrapat Kecamatan Tanah Grogot Kabupaten Paser lebih cenderung memiliki kemiripan dengan deskripsi Salak Nglumut dari Magelang, Jawa Tengah.

Kondisi ini semakin dikuatkan dengan hasil Uji DNA dari Universitas Gajah Mada Yogyakarta yang menyatakan tingkat kesamaan genetic tanaman salak di Desa Padang Pangrapat Kecamatan Tanah Grogot Kabupaten Paser dengan RIP Salak Nglumut yang berasal dari Desa Nglumut Magelang Jawa Tengah mencapai 85,4%.

“Setelah penelitian itu maka salak yang kita sebut Salak Pondoh itu ternyata salak Nglumut karena ada kemiripan genetik,” kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPH) Paser, Erwan Wahyudi, Kamis (10/11).

Pada tahun 2022 ini, DTPH Paser mengalokasikan anggaran untuk pengembangan 3.000 pohon salak Nglumut di Padang Pangrapat.

“Bibitnya kita peroleh dari penangkaran kelompok tani di Desa Padang Pangrapat. Ini upaya Pemda menjadikan desa tersebut sebagai kampung salak,” ujar Erwan.

Sri Maulidah Noor, S.ST, Pengawas Benih di Paser, mengatakan kecamatan Tanah Grogot yang didominasi lahan rawa dan dataran bergelombang dengan jenis tanah alluvial, dengan curah hujan 200 mm/th, cocok dengan syarat tumbuh untuk tanaman salak agar berbuah dengan baik.

Ia menjelaskan, perkembangan budidaya salak di Desa Padang Pangrapat dimulai sejak tahun 1994.

“Salak “Pondoh Super Paser” berasal dari Desa Nglumut Magelang Jawa Tengah pada tahun 1994 dengan jumlah benih sebanyak 400 pohon,” ucap Sri.

Ia menambahkan, dari 400 pohon tersebut seiring waktu jumlah tanaman bertambah hingga mencapai 30 ribu pohon.

“Karena tanaman salak berkembang biak secara vegetative yang sumber benihnya berasal dari hasil perbanyakan anakan pohon utama. Sehingga kemungkinan terjadinya perubahan genetik sangat kecil sekali terjadi,” terang dia.

Mengingat perkembangan dan produktifitas salak di Kabupaten Paser terus meningkat, salak di Padang Pangrapat dinamakan “Salak Pondoh Super Paser”, berdasarkan arahan Bupati Paser untuk memberikan nama yang ikonik sebagai salah satu komoditas unggul daerah.

Data BPS Kabupaten Paser 2022 terjadi peningkatan hasil panen buah salak sebanyak 1.068 kwintal sepanjang tahun 2018 s/d 2021.

Sri memastikan salak tersebut juga sudah memiliki sertifikasi prima 3 yang artinya aman dikonsumsi karna tingkat level residu pestisida dibawah ambang batas sesuai no registrasi 64/01-3-1.50-001-10/2021.

Salak Nglumut dikembangkan para petani berasal dari lahan pertanian organik, banyak orang mengatakan Salak Nglumut rasanya lebih segar dibanding salak lainnya.

Bentuk buah segitiga atau bulat telur terbalik dengan pangkal meruncing. Kulit buah bersisik tersusun seperti genteng pendek berwarna coklat kekuningan, dinding kulit bagian dalam berserat dan berdaging putih kekuningan.

Buah muda berasa manis keasaman dan setelah tua berasa manis. Jumlah biji dalam setiap buah antara 2 – 3, biji berwarna kecoklatan, keras, dan terdapat sisi cembung serta datar.

Ukuran buah cukup besar, Panjang antara 2,5 – 8 cm dan berat sekitar 70 gr/buah. Jumlah buah pertandan antara 10 – 50 buah (Nandariyah, 2007).

Di Kalimantan Timur terdapat beberapa sentra pengembangan komoditas salak yakni di Kutai Timur dan di Paser.

Pewarta: Hutja, Editor: Ropi’i

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *