Kesbangpol Monitor Potensi Konflik di seluruh kecamatan

Tana Paser – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Paser melakukan monitoring potensi konflik di 10 kecamatan guna mencegah dini gangguan keamanan dan ketertiban daerah.

Kepala Bakesbangpol Paser, Nonding mengatakan tiga kecamatan telah didatangi yakni Kecamatan telah mendatangi tiga kecamatan yakni Long Kali, Kuaro, dan Batu Engau.

“Monitor dalam rangka deteksi dini dan cegah dini potensi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan (ATHG) keamanan daerah,” kata Nonding, Kamis (11/5).

Nonding mengatakan di setiap kecamatan, Kesbangpol bertemu dengan unsur pimpinan dan tokoh masyarakat setempat. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan sinergitas dengan seluruh stake holder.

“Pertemuan yang dilakukan dalam rangka koordinasi terkait beberapa permasalahan yang lagi aktual di Kecamatan Long Kali khususnya perkembangan permasalahan sengketa lahan yang saat ini sedang terjadi,” ucap Nonding.

Kesbangpol Paser, lanjut Nonding, juga telah berkomunikasi dengan pihak kepolisian, dalam hal ini Kapolsek Long Kali Iptu Syarifuddin di ruang kerjanya.

Pertemuan itu untuk meminta mendapat penjelasan terkait situasi dan kondisi keamanan di Kecamatan Long Kali khususnya kondisi terakhir permasalahan sengketa lahan di PTPN XIII kebun Long Kali.

“Kita akan terus bersinergi dengan seluruh stake holder sehingga sekecil apa pun masalah yang terjadi bisa terdeteksi secara dini,” kata Nonding.

Kalau seluruh permasalahan bisa dideteksi, Nonding mengatakan akan bisa dilakukan pencegahan secara dini sehingga tidak sampai terjadi. Atau kalau sudah terjadi akan dicegah agar tidak sampai meluas. “Dengan demikian maka Kabupaten Paser akan selalu aman dan kondusif,” ujarnya

Hasil monitoring tersebut kata Nonding akan dilaporkan kepada Bupati Paser sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil kebijakan yang berkaitan dengan kewaspadaan dini di Kabupaten Paser.

“Selain itu, data dan informasi dari hasil monitoring itu akan kita jadikan sebagai bahan untuk membuat peta rawan konflik Kabupaten Paser,” jelasnya.

Pewarta: Hutja, Editor: Ropi’i

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *