Peka Kampus STIE Widya Praja, Wahana Pendewasaan Mahasiswa

TANA PASER, MCKabPaser – Wakil Bupati (Wabup) Paser Syarifah Masitah Assegaf membuka Perkenalan Kehidupan Kampus (Peka) di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Widya Praja tahun akademik 2020/2021, di Aula Kampus STIE Widya Praja, Selasa (07/09/2021). Kegiatan ini dihadiri Ketua Yayasan STIE Widya Praja H Abdurrahman Parti, Ketua STIE Widya Praja M Akbar, dan dihadiri secara virtual anggota DPRI Hetifah.

Wabup Paser Syarifah Masitah Assegaf mengatakan peka kampus merupakan proses transisi menjadi mahasiswa yang dewasa, kritis dan mandiri. Kegiatan ini juga sebagai wahana penanaman lima program gerakan nasional yakni Indonesia melayani, Indonesia bersih, Indonesia tertib, Indonesia mandiri, dan Indonesia bersatu.

“Harapan kami mahasiswa yang menjadi alumni akan  memiliki kedalaman ilmu dan akhlak, cinta tanah air dan berdaya saing global, meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berdaya saing merupakan salah satu program prioritas pemerintah saat ini,” kata Masitah.

Masitah mengingatkan para mahasiswa untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan baru sebab kehidupan kampus merupakan kehidupan penuh dinamika, masa dimana menjadi proses transisi baik menjadi mahasiswa dewasa, kritis dan mandiri.

Ia berharap STIE Widya Praja dapat meningkatkan mutu pendidikan dan mencetak mahasiswa yang tak kalah dengan sekolah tinggi lain.

“Niatkan dengan sungguh-sungguh untuk menuntut ilmu guna menambah wawasan dan pengaturan,” pesan Masitah.

Ketua STIE Widya Praja Tanah Grogot, Muhammad Akbar kegiatan Peka dilaksanakan secara virtual dan tatap muka, mengingat status zonasi Kabupaten Paser masih berada di PPKM level 3.

“Hal ini Ini tidak merubah esensi sesuai dengan pedoman yang telah diterbitkan kementerian, salah satunya yakni pemberian materi mengenai wawasan kebangsaan,” ucapnya.

Pembantu Ketua Bidang Kemahasiswaan STIE Widya Praja, Ahmad Baihaqi mengatakan  seanyak 192 mahasiswa mengikuti kegiatan Peka tahun ini.

“Jadi dari seluruh peserta tersebut sebagian besar berada di rumahnya masing-masing, setiap hari yang mengikuti offline atau Peka Kampus secara langsung di kampus yakni 20 orang.  Itu pun dilakukan secara bergilir,” kata Ahmad Baihaqi. Foto : Adhitia

Pewarta : Adhitia, Editor : Hutja

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *