KWT Binaan Tahura Petangis Budidaya Batik Ecoprint

Tana Paser – Kelompok Wanita Tania (KWT) Berkah Trigona binaan Taman Hutan Raya (Tahura) Lati Petangis melakukan budidaya batik ecoprint, yang metode pembuatannya memanfaatkan pewarna alami dari zat warna daun.

Meski terbilang baru, Ketua KWT Berkah Trigona, Naniah, mengatakan anggotanya sangat antusiasme menggeluti keterampilan tersebut.
“Baru beberapa bulan setelah kami ikut pelatihan di Bogor, kegiatan ini menyenangkan,” kata Naniah, Rabu (5/4).

Pewarna dari batik ecoprint juga bisa menggunakan akar atau batang, yang kemudian diletakkan pada sebuah kain hingga membentuk motif pada kain yang direbus.

Naniah menyebut, dirinya merasa menyatu dengan alam karena bahan-bahan yang dibutuhkan untuk budidaya ini berasal dari dedaunan dan akar pohon.
Bahannya berasal dari daun jati, daun kelikir, daun pakis, daun sungkai, kelor, dan gelinggang yang tumbuh liar di hutan.

Memang, budidaya ini perlu mendapat sokongan modal yang cukup untuk bisa berkembang. Menurut Naniah, harga sebuah pakaian bermotif batik ecoprint bisa dihargai Rp200 ribu sampai Rp300 ribu lebih.

“Saat ini modal yang diperlukan untuk membeli kain dan plastik untuk menggulung kainnya,” ujarnya.

Karya batik ecoprint KWT Berkah Trigona belum dipasarkan karena terbilang masih baru. Produk batik yang dihasilkan sementara ini dikenakan oleh anggota sambil mempromosikan hasil keterampilan mereka.

Pewarta: Hutja, Editor: Ropi’i

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *